lima puluh tiga

710 138 6
                                    

"Kalian mau makan apaan?" tanya Giselle selepas dibawanya Winda oleh Sena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian mau makan apaan?" tanya Giselle selepas dibawanya Winda oleh Sena.

"Mending buruan deh, sebelum makan siang lewat," imbuh Giselle.

"Lo nih yang mesenin?" tanya Karina.

"Iya, gue aja enggak apa-apa. Jadi mau apa?" tanya Giselle.

Ningning mendadak bangkit dan mengalungkan tas ransel pada kedua bahu. "Kak, gue enggak ikutan makan ya! Gue entar makan bareng teman-teman gue aja, katanya pingin nugas di kafe luar kampus. Gue cabut!"

Nada Ningning terdengar tergesa-gesa. Si gadis langsung berlari menuju pintu samping kantin, seperti dikejar oleh setan. Karina dan Giselle saling memandangkan aneh, namun langsung menyadari ketergesaan Ningning saat mendengar kericuhan dari arah pintu utama kantin.

"Sat, lo sejak pacaran sama Giselle kenapa jadi lebih pintar dari Hendra sih? Hendra malah makin tolol, ngebujuk Cessa aja dia enggak bisa sekarang!" ejek Yayan.

"Gue mulu dah lo katain, Yan!" protes Hendra.

"Kan emang fakta! Cessa masih ngambek 'kan sama lo?!" timpal Reza.

Karina menghela napas, mengucap rasa syukur karena tidak menemukan sosok Jeno si antara para sahabatnya. Sejak kejadian sebulan lalu, tidak ada pertemuan antara Karina danJeno. Seminggu awal, Karina menolak ratusan panggilan dan tidak membalas pula ribuan pesan dari Jeno. Dia sudah berjanji pada diri sendiri dan Tama, ia tidak akan terbuai oleh permainan gila Jeno.

Tiga minggu sisanya, Jeno menghilang dari kehidupan Karina bak ditelan bumi. Karina sempat sangsi ia akan merasa kehilangan mendalam pada lelaki yang membuatnya jatuh cinta selama ini. Namun tidak ada efek apapun yang Karina rasakan, ia malah merasa tenang. Apakah ini tanda bahwa Karina sudah tidak lagi menaruh harapan pada Kaivan Jeno?

Entahlah, Karina belum menemukan jawaban yang tepat dan ia tidak ingin memusingkan perasaan untuk saat ini. Urusan skripsi jauh lebih genting untuk dikerjakan ketimbang urusan hati.

Eh, kok jadi kemana-mana.

Karina dan Giselle tidak lagi heran dengan sikap buru-buru Ningning tadi. Gadis itu tengah menghindar dari Reza yang baru saja menangkap keberadaan keduanya. Berdasarkan cerita Ningning, Reza bersikap sangat aneh pada si gadis semenjak keberangkatan Dery ke Amerika.

Sebenarnya Reza itu memang aneh, setidaknya ketika berada di dekat Ningning. Tetapi keanehan Reza semakin kentara. Ingat saja sikap Reza memaksa Ningning pulang dengannya saat di bandara setelah Dery masuk ke Terminal Keberangkatan. Itu baru satu dan masih banyak tingkah aneh lainnya.

Reza suka sekali iseng. menelepon Ningning saat masih di Surabaya. Di awal, Ningning masih dengan baik mengangkat, walau setelahnya si gadis merasa dongkol setengah mampus. Pikir Ningning ada hal genting hingga Reza menelepon, ternyata lelaki itu hanya iseng. Ketika ditanya alasannya, Reza menyatakan hanya menjalankan amanah sang Kakak. Ningning tidak masalah jika Reza meneleponnya seminggu sekali, tetapi ini hampir setiap hari. Lebih banyak Reza menghubunginya timbang Dery yang notabene adalah kekasih Ningning. Jelas Ningning jengah dan berakhir dengan si gadis tidak mengangkat panggilan Reza pada minggu berikutnya.

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang