Ningning, panggilan yang diambil dari nama Bening, tengah berlari mengejar dosen yang sudah keluar dari kelas. Ningning menyesal tidak belajar dengan benar semalam dan lebih memilih menghabiskan waktu makan nasi goreng bareng Hendery, kekasihnya. Alhasil, Ningning kelabakan mengerjakan soal Ujian Tengah Semester.
Untung saja, dosen Ningning masih mau menerima kertas jawaban yang gadis itu berikan setelah berhasil mengejar.
"Kamu ini! Tumben lama ngerjain soal hitungan? Biasanya kan kamu cepat, Ning," ucap dosen dengan nada heran.
Bagaimana tidak heran, kalau mahasiswi peraih IPK tertinggi jurusan untuk angkatannya itu, justru terlihat kebingungan selama ujian berlangsung. Alias, bukan Ningning sekali!
"Hehehe, iya pak. Saya masih ngantuk. Abis, kelas bapak pagi sekali," alibi Ningning.
"Hahaha, ada-ada saja kamu. Ya sudah, saya kembali ke atas," ujar dosen.
"Baik pak, terima kasih," ucap Ningning membungkuk pelan.
Ningning menghelas napas lega, setelah yakin sang dosen tidak akan menyadari kelegaan Ningning karena berhasil mengumpulkan kertas jawaban ujian. Yang Ningning lakukan kemudian adalah kembali ke kelas, merapikan barang-barangnya, dan berjalan santai menuju kantin.
Kebetulan sekali, hari ini adalah hari terakhir ujian. Mata kuliah yang tadi pun, menjadi ujian terakhir bagi Ningning. Ia tidak perlu lagi merasakan beban berat, yang membuatnya tersenyum ceria selama perjalanan menuju kantin. Bibirnya tak ayal menggumamkan nada lagu yang terdengar dari airpods yang terpasang di kedua telinga.
"Ningning!"
Teriakan seorang gadis bersurai merah kecokelatan terdengar ke penjuru kantin, terlihat tidak peduli dengan tatapan banyak orang padanya, yang baru saja menimbulkan keributan dengan suara menggelegar. Ningning yang mendengar, bukannya merasa malu, malah berlari mendekati meja berisikan tiga gadis cantik dengan mata berbinar.
"Kak Giselle!" pekik Ningning heboh, seraya memeluk Giselle dari samping, saat sudah mendudukkan diri di kursi.
"Kalian tuh, ribut mulu! Diam kek, kayak Winda nih loh, anteng," sewot Karina, dengan nada sedikit berbeda dari biasanya.
Ningning mendadak curiga dengan perbedaan Karina yang kentara. Tanpa pikir panjang, langsung mengajukan pertanyaan pada gadis yang dua tahun lebih tua darinya itu.
"Kok sewot lo beda sih, Kak? Kenapa lo? Kayaknya sensi banget," tanya Ningning dengan nada mencibir.
Karina cuma mendengus mendengar pertanyaan Ningning. Si gadis memilih fokus merapikan catatan asistensi mengenai pengajuan proposal skripsi, ketimbang meladeni Ningning.
"Nih ya, Ning! Gue aja ngasih tahu! Lo telat sih datangnya," seru Giselle.
"Ya abis, tadi gue blank pas ujian. Gara-gara Kak Dery semalam ngajakin makan nasi goreng, ya udah deh gue enggak belajar. Abis makan, gue langsung tidur. Jadinya kelabakan tadi pas ujian," curhat Ningning.
KAMU SEDANG MEMBACA
notre vie | aespa ✔️
Ficción GeneralIni tentang aespa, satu dari banyak 'geng' eksis di Hope University. Karina, Giselle, Winda, dan Ningning mungkin bersahabat, namun keempatnya punya cerita sendiri, dengan lika-liku yang berbeda. #1 on ningning | 2020.12.29 #1 on ningyizhuo | 2020.1...