"Oke! Gue ulang lagi ya jobdesk-nya!"
"Untuk Chandra sama Bima, kalian yang bakal kirim proposal pendanaan ke perusahaan-perusahaan yang biasa didatangi sama senior dari tahun ke tahun. Makin bagus kalau kita bisa dapet pendanaan dari perusahaan di luar yang selama ini kita reach buat pengajuan. Nanti sekalian ajak staff buat bahan mereka belajar, kalau nantinya lanjut ngejabat di BEM."
"Untuk Natty, lo urus timeline acaranya nanti bakal gimana sama staf ya. Gue sama Jinan yang nanti koordinasi ke tempat yang kita pakai buat acara bakti sosial. Urusan bon, keluar-masuk uang dan segala macamnya, nanti diurus Winda. Dia yang bakal kerjasama dengan bendahara acara kita, si Nia."
Divisi Winda tengah merundingkan pembagian pekerjaan untuk kegiatan bakti sosial satu bulan lagi. Rapat kali ini sedikit berbeda karena hanya dihadiri oleh ketua, sekretaris, wakil, dan tiga staff ahli. Staff yang merupakan adik tingkat akan diikutsertakan pada rapat besar minggu depan.
"Pak ketu kenapa enggak kerja bareng bu sekretaris? Kan enak bisa sambil pacaran," goda Chandra yang langsung dibalas pukulan keras pada punggung oleh Winda.
"Jesus Christ! It's fucking hurt, Mrs. Sena!" teriak Chandra.
"Lo mau gue pukul lagi?!" ancam Winda.
"Salah gue apaan sih?!"
"Pakai nanya lagi!"
"Sena tolongin gue! Pawang lo galak! Ahhh!" teriak Chandra kala tangan Winda kembali memukulnya bertubi-tubi.
Sena bukannya menghentikan Winda, malah tertawa akan penderitaan yang Chandra rasakan. Sena justru mengejek, "Sukurin! Siapa juga yang nyuruh lo godain Winda. Udah tahu pacar gue enggak suka digituin."
"Okay! Enough! I stopped! Don't hit me again!" amuk Chandra. Teman-teman yang lain hanya bisa menertawai kesialan Chandra. Siapa suruh jahil, kena karma instan deh!
Winda mendengus dan menatap Chandra sinis. "Sekali lagi lo godain gue, gue lempar dari lo dari sini ke bawah. Lumayan loh jumlah lantainya," ancam Winda.
"Demi Tuhan, lo serem banget kalau ngancem! Dah lah gue cabut, udah beres 'kan, Sen?" Chandra harus menjauh sebelum Winda melakukan serangan ketiga.
Sena mengangguk pelan. "Sudah selesai kok! Kalau mau pada balik enggak apa-apa," ucap Sena.
"Chan! Tungguin gue di kantin yak!" teriak Sena sebelum Chandra benar-benar menghilang dari ambang pintu sekretariat BEM.
"Mukanya napa manyun gitu?" tanya Sena setelah yang lain pergi meninggalkan ruangan.
Winda mendengus sembari tangannya bergerak memasukkan barang-barang ke dalam tas. "Bete ih sama Chandra! Mesti bawa-bawa pacaran. Kalau soal ginian, ya kali aku sama kamu terus. Kan harus profesional," ucap Winda ceriwis.
KAMU SEDANG MEMBACA
notre vie | aespa ✔️
General FictionIni tentang aespa, satu dari banyak 'geng' eksis di Hope University. Karina, Giselle, Winda, dan Ningning mungkin bersahabat, namun keempatnya punya cerita sendiri, dengan lika-liku yang berbeda. #1 on ningning | 2020.12.29 #1 on ningyizhuo | 2020.1...