ting
Suara gelas bersulang memenuhi ruangan privat di Mandarin Oriental. Jamuan besar sebelum Dery berangkat besok dilaksanakan, karena lelaki itu tidak hanya akan pergi dalam waktu singkat. Keluarga belum tentu sempat juga mengunjungi Dery selama di sana. Reza sibuk kuliah, Ayah dan Bunda juga sibuk. Ningning juga tidak berbeda.
Sebenarnya bisa saja Ningning ikut berangkat besok, lalu kembali mendekati minggu perkuliahan. Sayang sekali Ningning masih ada beban magang di perusahaan keluarga di Surabaya. Jadi makan malam di hotel menjadi pilihan kepala keluarga Huang, lengkap dengan pasangan para putra.
Setelah bersulang, masing-masing kembali duduk sembari meneguk pelan gelas berisi wine berwarna merah pekat keluaran tahun 1997. Minuman beralkohol itu berumur lebih tua dari Ningning, Ryana, Reza, dan bahkan Dery sekalipun.
"Ayo dimakan! Mumpung spesial kita makan di sini," ujar Bunda.
"Iya, Bun," balas Ningning mengangguk pelan. Ryana juga membalas, tangannya mulai bergerak mengambil sedikit demi sedikit lauk dan memindahkan ke piring.
"Nih," ucap Ryana pelan pada Reza.
Reza menoleh pelan. "Buat aku?" tanya Reza terdengar ragu.
"Iya, buat kamu. Masa buat aku? Aku tuh tahu kamu enggak suka kalau sayur biji-bijian macam buncis dan teman-temannya, makanya aku ambilin sesuai kesukaan kamu," terang Ryana.
"Hehehe kamu ingat aja aku enggak suka apa. Makasih sayang!" cengir Reza.
Ryana tersenyum simpul, kini mulai sibuk mengambil lauk untuk dirinya sendiri. Setidaknya Ryana mencoba tidak memperlihatkan kejanggalan antara dirinya dan Reza.
Ingat saat Ningning tidak sengaja mendengar bentakan Reza tadi siang? Sesuai perkiraan, Reza dan Ryana tengah berselisih dan efeknya masih terbawa hingga acara malam ini. Ryana bahkan sempat tidak ingin datang karena perdebatan mereka lewat telepon tadi. Tetapi karena Ryana sudah janji datang pada Bunda, ia memaksakan diri tetap datang dan bahkan rela bersandiwara agar acara malam ini tidak berantakan.
Bukan tanpa alasan perselisihan muncul antara Reza dan Ryana. Katakan Ryana sudah tidak tahan dengan pemikiran anehnya, ia pun langsung marah saat tahu Reza membantu Dery packing di saat ada Ningning yang siap sedia membantu kekasihnya, jauh-jauh datang dari Surabaya demi Dery. Bukannya Ryana melarang, tetapi kan sudah ada Ningning, kenapa Reza tidak pergi saja? Pergi dengan Ryana 'kan bisa sebelum makan malam bersama. Sudah lama sekali mereka tidak pergi berduaan. Bahkan saat libur kuliah begini, Reza masih saja punya urusan lain dengan para sahabatnya, kalau tidak menemani Dery.
Sebelumnya, Ryana bisa memaklumi itu. Syukur ada Cessa yang mau menemani hari liburnya. Kakak-nya Mirna yang kerja di Seoul juga kebetulan pulang setelah mengambil cuti selama dua bulanㅡkalau sudah duduk di jabatan tinggi mah bebas mau cuti berapa lamaㅡsehingga Ryana tidak merasa kesepian sekali. Tetapi wajar dong kalau Ryana juga ingin pergi bersama kekasihnya. Apalagi sekarang libur, rasanya pasti berbeda dengan kencan saat kuliah normal. Lebih banyak waktu, bisa santai, dan tidak akan terasa dikejar deadline tugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
notre vie | aespa ✔️
Ficción GeneralIni tentang aespa, satu dari banyak 'geng' eksis di Hope University. Karina, Giselle, Winda, dan Ningning mungkin bersahabat, namun keempatnya punya cerita sendiri, dengan lika-liku yang berbeda. #1 on ningning | 2020.12.29 #1 on ningyizhuo | 2020.1...