delapan puluh

791 113 0
                                    

⚠️⚠️⚠️
trigger warning!
contain 18+ of kissing
read with consent!

Dengan pakaian serba hitam setelah melayat, Karina pergi menuju salah satu gedung perkantoran di daerah Kuningan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan pakaian serba hitam setelah melayat, Karina pergi menuju salah satu gedung perkantoran di daerah Kuningan. Ia parkirkan mobil dengan sempurna, lalu turun dan menuju elevator ke lantai lima. Karina langsung bertemu dengan pembatas kacanya yang setengah ke bawah bersifat semi transparan. Di bagian atas kaca, terdapat tulisan bersambung yang berbunyi Manner's Design.

Karina menghembuskan napas lega, ia tidak salah lantai. Tak lama pintu kaca terbuka, menampilkan Tama dengan pakaian santai berupa hoodie berwarna abu-abu, celana selutut berwarna khaki, dan sneakers hitam dari Converse. Lelaki itu langsung saja memeluk Karina.

"Hai, Sayang."

"Hai. Udah makan?" tanya Karina.

"Belum. Aku nungguin kamu dari tadi. Susah ya nyari kantor aku?"

Karina melepaskan diri dari pelukan. "Enggak kok. Tadi macet sedikit dari rumah duka ke sini, makanya agak lama."

"Maaf ya tadi aku enggak nemenin, soalnya tadi pagi ada rapat penting sama klien," ucap Tama.

"It's okay. Tapi emang enggak masalah rapat pakai baju santai gini?" tanya Karina sembari menarik bagian bawah hoodie yang Tama kenakan.

"Ya enggak masalah. Aku enggak ada buat larangan berpakaian harus formal kantoran gitu sih, asal enggak pakai sandal jepit aja."

Karina mengangguk paham. "Terus sekarang, mau malan dulu, Kak?"

"Kamu maunya gimana?"

"Lihat kantor Kakak kayak apa dulu deh. Nanti biar makannya bisa tenang," saran Karina.

"Boleh. Ya udah, yuk masuk!" ajak Tama.

Karina diajak masuk ke dalam perusahaan Tama dengan ukuran kantor yang tidak begitu luas. Di sisi kanan pintu masuk terdapat area untuk menerima tamu, terdiri dari meja rendah dan sofa-sofa empuk berwarna cokelat susu. Di sampingnya terdapat dua ruangan, dengan salah satunya adalah milik partner Tama bernama Bara. Di samping ruangan Tama adalah balkon yang dibatasi dengan kaca, memanjang dari kanan ke kiri kantor. Balkon berfungsi sebagai pantry sekaligus ruang bersantai bagi para karyawan. Di sisi kiri pintu terdapat dua ruang rapat. Terakhir, ruang kosong di antara ruang rapat dan ruang Tama dan Bara digunakan sebagai meja para karyawan. Termasuk Giselle, perusahaan Tama memiliki sepuluh orang karyawan.

"Kak, kok kantornya sepi?" tanya Karina saat memasuki ruangan Tama.

"Pada keluar makan siang. Aku karena nungguin kamu aja, makanya di sini sendiri," ucap Tama memilih duduk di kursinya.

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang