tujuh puluh tujuh

669 117 0
                                    

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi ketika mobil yang Karina, Giselle, Winda, dan Ningning tumpangi berhenti sempurna di pelataran parkir Sacred Monkey Forest di daerah Ubud

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi ketika mobil yang Karina, Giselle, Winda, dan Ningning tumpangi berhenti sempurna di pelataran parkir Sacred Monkey Forest di daerah Ubud. Menggunakan kendaraan milik Key, hari ini keempat gadis itu berencana menikmati pemandangan serta kenyamanan yang ditawarkan Ubud.

"Beli tiket dulu, yuk!"

Setelah membeli tiket masuk seharga delapan puluh ribu, keempatnya memasuki kawasan hutan. Sembari menjelajah dan mengambil foto dengan para kera abu-abu berekor, ada beberapa hal yang dapat dipelajari dari brosur yang Giselle sempat ambil di konter tiket.

Hutan lindung di mana para kera ini tinggalnya aslinya bernama Mandala Wisata Wenara Wana dengan luas sekitar 12,5 hektar. Di dalamnya juga terdapat tiga pura sakral, yang paling besar adalah Pura Dalem Agung Padangtegal. Tentunya ada beberapa peringatan penting yang perlu diingat, seperti tidak merokok saat berada di area hutan. Selain itu, tidak diperbolehkan menginjak area yang tidak memiliki jalan setapak karena dapat mengganggu para kera. Hal penting lainnya adalah tidak memberi para kera makanan dan tidak mengenakan aksesoris mencolok seperti kacamata atau perhiasan yang dapat menarik atensi para kera.

Puas berfoto dengan para kera, destinasi berpindah ke Puri Ubud yang berada di jalan utama. Setelah berfoto dengan gaun cantik penuh kesopanan, mereka putuskan menyeberang ke Pasar Seni Ubud. Banyak barang-barang unik yang dijual mulai dari lukisan dari seniman tanpa nama hingga barang rajutan seperti tas dan pakaian. Berkeliling selama satu jam, keempatnya berhasil membeli barang-barang lucu dengan harga jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan membelinya di pusat perbelanjaan seperti Mal Galeria atau Beachwalk. Tentunya bisa lebih murah lagi kalau pandai menawar dan mereka bersyukur Ningning sangat membantu dalam perburuan kali ini.

"Wah gila! Suka banget gue belanja di sini. Murah-murah asli!" seru Winda.

"Yeu! Kalau kagak dibantu Ningning nawar, mana dapat lo yang murah-murah gitu," cibir Karina.

"Udah, udah! Jangan ribut dulu. Ini kan udah masuk jam makan siang, mau makan di mana nih kira-kira?" sela Giselle.

"Boleh enggak ke Bebek Tepi Sawah? Pusatnya dekat sini toh ya?" ajak Ningning.

"Boljug tuh! Udah lama enggak makan bebek. Katanya Satria, bebek panggang di sana mantap punya," setuju Giselle.

"Lah? Satria udah pernah ke sana?" tanya Karina, bukan berniat meremehkan tetapi gadis itu penasaran.

"Pernah, waktu dia liburan sekeluarga tahun lalu," balas Giselle.

"Ya udah, go, go! Panas nih lama-lama berdiri di sini," ucap Winda.

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang