enam

1.7K 270 13
                                    

Karina baru saja menginjakkan kaki di rumah melalui pintu dapur, ketika namanya dipanggil oleh sang Mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karina baru saja menginjakkan kaki di rumah melalui pintu dapur, ketika namanya dipanggil oleh sang Mama. Padahal, ia sedang dalam keadaan malas untuk berinteraksi dengan siapa pun. Tadi di kampus saja, Karina tidak begitu aktif saat bersama Giselle, Winda, dan Ningning. Tetapi Mama Karina tidak menangkap sinyal ketidak inginan sang putri.

Terpaksa, Karina berjalan gontai mendekati sang Mama yang tengah duduk di meja makan, mengobrol dengan salah satu temannya. Karina tidak tahu siapa nama wanita yang duduk di seberang Mamanya, gadis itu masukkan saja dalam kategori teman.

"Salam dulu sama teman Mama," perintah Mama Karina.

"Sore, tante," ucap Karina.

"Sore Karina. Udah besar ya ternyata, perasaan dulu waktu aku main ke sini masih kecil loh," seru teman Mama-nya Karina.

"Lo sih kelamaan tinggal di US! Ya jelas anak gue udah gede, masa kecil mulu," seru Mama Karina.

Setelah mengucapkan salam, Karina memilih undur diri. Karina tak ingin berlama-lama di sana, karena ia tahu bahwa dirinya tidak akan bisa fit in dalam pembicaraan keduanya. Namun, kakinya baru menapaki anak tangga pertama ketika Mama mengucapkan sesuatu padanya. Yang membuat mood Karina makin buruk.

"Mama sudah siapin pakaian buat jamuan besok. Kamu pakai ya, biar kelihatan cantik di depan Tama," seru Mama Karina.

Tanpa merespon, Karina merajut langkahnya naik ke kamar. Ia benar-benar malas untuk memikirkan perjodohan dengan dosen muda di jurusan Giselle itu. Lagipula, apa-apaan itu perjodohan? Jaman sudah modern, kenapa pula dirinya harus dijodohkan? Seperti Karina tidak laku saja!

Banyak yang mengejar Karina, gadis itu tidak mengenaskan kok. Karina punya paras yang cantik, juga punya sisi keibuan yang disadadi oleh banyak orang, dan yang paling penting juga pintar. Banyak kelebihan Karina, yang membuat dirinya di kejar-kejar.

Hanya saja, hati Karina tertambat pada satu orang. Yang seharusnya tidak Karina cintai. Jeno, lelaki yang menjadi temannya sejak di unit kegiatan mahasiswa. Karina tidak bermaksud untuk jatuh cinta, tapi perempuan mana yang tidak baper ketika diperlakukan begitu baik oleh seorang lelaki. Tidak ada!

Sayangnya, Karina terlanjur jatuh cinta tanpa mengetahui bahwa sosok Jeno sudah memiliki kekasih. Karina jadi teringat kejadian tahun lalu, di mana dirinya hampir saja menyatakan perasaan pada Jeno. Karina sudah mempersiapkan sekotak macaroon sebagai pemberian, Jeno suka pastry khas Perancis itu. Namun saat hendak menyatakan perasaannya, Karina justru disuguhkan pemandangan Jeno dan seorang gadis, yang Karina kenal sebagai Yejinasya dari jurusan Teknik Industri, tengah bercumbu mesra saat tidak ada siapapun di sekretariat. Menyedihkan bukan?

Lebih parah, sudah melihat kenyataan seburuk itu, Karina masih saja menaruh hati pada Jeno. Masih berharap Jeno akan berpaling padanya, yang jelas-jelas tidak mungkin. Siapapun yang kenal Jeno, mereka tahu seberharga apa Yejinasya untuk lelaki itu. Menurut rumor, keduanya sudah menjalin hubungan sejak di bangku sekolah menengah atas. Tidak akan ada tempat bagi Karina, di hati seorang Jeno.

notre vie | aespa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang