Obrolan masih berlanjut walau Karina sudah menutup sambungan lebih dahulu. Giselle, Winda, dan Ningning kini beralih membicarakan soal perjodohan Karina.
"Kak Giselle, kira-kira Kak Karina bakal lancar enggak ya acara makan-makannya? Gue takut dia meledak aja pas acara," celetuk Winda.
"Emang Kak Karina bom waktu, bisa meledak," cibir Ningning.
"Lo paham maksud gue ya, Bocah!" sungut Winda.
"Santai dong! Gitu aja ngomel," balas Ningning.
Kalau tadi Giselle yang memanasi situasi, sekarang gadis itu justru capai menghadapi perdebatan tidak berbobot antara Winda dan Ningning. Walau jarang terjadi, sekalinya Winda dan Ningning berdebat, sumpah dah, bikin pusing sekampung. Mana Karina sudah cabut, makin pusing Giselle dibuat.
"Udah deh! Ributnya kenapa malah lanjut? Pusing gue dengerin lo dua bacot!" omel Giselle.
"Hehehe, ampun Kak!" seru Ningning.
Ketimbang mengucapkan maaf, Winda memilih mengalihkan pembicaraan. "Ya udah, terus sekarang mau langsung ketemuan di GI atau gimana?"
"Gue jemput aja deh lo pada. Kosan Ning kan searah sama rumah Winda, kebetulan gue mau ngantar cupcakes pesanan pelanggan di daerah kosan. Ya udah, sekalian aja. Gimana?" tawar Giselle.
Mama Giselle tidak hanya bekerja di kantoran, tetapi juga menerima pesanan cupcakes. Per-minggu satu klien, tidak lebih tidak kurang.
"Loh? Nanti Tante Sinta enggak ada pakai mobilnya?" tanya Ningning.
"Enggak kok, orang Mama barusan gue turunin di bandara. Abis bikin pesanan tadi, langsung cus gue. Mama mau ke Singapore, biasa lah kerjaan kantor, nemenin bos ketemu kolega bisnis. Pas banget lah Winda ngajakin stay-cation. Jadi gue enggak sendirian di rumah," balas Giselle.
"Loh? Daritadi tuh Kakak di mobil?" tanya Winda.
"Yoi! Gue kan multi-tasked person!" sahut Giselle.
"Sombong banget!" cibir Winda dan Ningning.
"Biarin! Kan ada yang disombongin," balas Giselle enteng.
"Eh, ini gue udah nyampe rumahnya pelanggan Mama. Entar gue jemput Ningning dulu, baru Winda ya. Biar gue enggak muter-muter. Sono siap-siap! Kalau enggak siap, gue tinggal lo pada!" ancam Giselle.
"Siap Bu Bos! Perlu dibawain baju tidur enggak? Lo sama Kak Karin udah pasti enggak ada persiapan apa-apa nih," ucap Winda.
"Ya siapin aja semua yang menurut lo penting. Gue matiin ya!"
Giselle mematikan sambungan dan keluar dari mobil. Ia buka pintu belakang, mengambil satu dus dengan pegangan berisi Mint-Chocolate Cupcakes pesanan pelanggan sang Mama. Giselle sempat geleng kepala saat tahu ada pelanggan yang memesan cupcakes sebanyak dua puluh biji dengan rasa seperti pasta gigi itu. Namun, yang namanya pelanggan kan raja, jadi Giselle tidak komen macam-macam. Giselle tekan bel di dekat pagar, menunggu seseorang dari dalam untuk menyambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
notre vie | aespa ✔️
General FictionIni tentang aespa, satu dari banyak 'geng' eksis di Hope University. Karina, Giselle, Winda, dan Ningning mungkin bersahabat, namun keempatnya punya cerita sendiri, dengan lika-liku yang berbeda. #1 on ningning | 2020.12.29 #1 on ningyizhuo | 2020.1...