Chapter 2. Darren Alderad Aditama

89.6K 5.5K 310
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
*****

Kalau gak suka berbau dewasa, minggat aja.

Pria itu melangkah ke lapangan, mengambil bola basket yang terletak lalu memantulkannya sebelum melemparnya ke ring yang masuk tepat sasaran. Laki-laki itu mengulangi-nya terus menerus hingga ia kelelahan. Ketua tim basket itu duduk di tengah lapangan berusaha mengatur nafasnya.

Langkah kaki seseorang membuatnya menoleh dan tersenyum melihat sang pujaan hati datang sambil membawa sebotol air mineral.

"Hai, kamu pasti capek ya." Ujar gadis itu mengelap keringat kekasihnya. Cowok itu mengangguk sambil tersenyum melihat wajah sang kekasih. Gadis itu membuka tutup botol dan memberikan pada sang kekasih yang langsung di terima.

"Ren, nanti malam aku mau ke Amerika." Ujar gadis itu merapikan rambut cowoknya.

Laki-laki yang memakai baju olahraga itu terdiam sebelum menghela nafasnya. Beginilah resiko jika berpacaran dengan seorang model. Tidak hanya sibuk perhatiannya pun berkurang padanya. Sudah berkali-kali ia mengatakan untuk berhenti jadi model dan fokus belajar, tapi kekasihnya ini tak mau dan mengatakan bahwa menjadi seorang model adalah impiannya. Jika begini ia tidak bisa lagi melarang.

Darren Alderad Aditama, hanya bisa diam saat pacarnya Selly Putri Wiguna pergi untuk kesekian kalinya. Ia tak tahu harus melakukan apalagi untuk menahan sang kekasih. Maka dari itu ia hanya mengangguk.

Selly yang melihat Darren murung hanya bisa tersenyum. Jika bisa ia juga ingin berhenti jadi model tapi itu tidak mungkin. Model adalah impiannya sejak kecil. Siapapun tidak bisa melarangnya termasuk Darren.

"Jam berapa berangkat?" Tanya Darren sambil berjalan keluar lapangan diikuti Selly.

"Jam 1 malam." jawab gadis itu. Darren hanya mengangguk.

_____________________

Darren menatap pesawat yang mulai menjauh dari kaca mobil. Laki-laki itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

Drrrtt
Drrrtt

Bunyi deringan ponsel menyita perhatiannya. Melihat kontak mamanya dengan cepat Darren mengangkatnya.

"Halo, Ma."

"Sayang, kamu dimana. Selly udah berangkat kan?" Tanya mamanya dari sebrang sana.

"Udah Ma." Jawab Darren sambil menjalankan mobilnya.

"Ini udah jam 2. Kamu langsung pulang kan?" Tanya mamahnya khawatir di seberang sana.

"Kayaknya Darren gak pulang mah. Darren mau ketemu temen."

Darren bisa mendengar sang mama menghela nafas.

"Yaudah gapapa. Mama matiin ya?"

"Iya, Ma."

Tutttt

Darren menghentikan mobilnya didepan sebuah gedung tua yang tidak terawat. Cowok itu masuk kedalam gedung tersebut. Basecamp. Luarnya memang tidak terawat, tapi siapa sangka didalam sana terlihat mewah. Segala perabotan begitu mewah, seperti guci, sofa berwarna merah yang saling berhadapan dengan sebuah meja kaca di tengahnya. Hiasan dinding seperti foto besar. Ada juga foto Darren saat laki-laki itu menang dalam balapan.

Kedatangan Darren di sambut hangat oleh teman-temannya. Mereka melakukan tos dan pelukan ala laki-laki.

Darren duduk di sofa sambil mengisap rokoknya yang diberikan temannya.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang