Happy Reading
.
.
.
---------"Satu-satunya hal yang lebih menyedihkan
dari dibenci adalah diabaikan."******
"Mobil lo mana Ren, kok gue gak lihat didepan?" Tanya Kevin yang baru datang ke basecamp menatap Darren yang selonjoran di sofa. Reynand duduk di karpet bulu bersandar di sofa tepat di belakang Darren di sebelahnya Hugo sedang menonton video di laptop dan Odit sedang memakan mie ayam.
Darren menoleh malas. "Penyok." Ujar cowok itu datar. Mengingat kejadian kemarin membuat emosinya seketika memuncak. Ngomong-ngomong tentang mobil, tukang bengkel mengatakan kalau mobilnya sudah hancur parah dan tak bisa di perbaiki. Bukannya apa hanya saja mobil itu sudah menemani-nya hampir lima tahun terhitung sejak kelas satu smp.
"Lha, kok bisa? Mabuk lo?" Tanya Kevin heran sembari duduk diujung sofa tepat di kaki Darren.
"Gara-gara cewek sialan itu." Ujar Darren berubah ketus. Kevin mengangkat alisnya sebelah, bingung dengan sifat sahabatnya ini.
"Kecelakaan dia." Sahut Odit yang melihat wajah kebingungan Kevin. Laki-laki berambut gondrong itu masih anteng memakan mie-nya.
Kevin mangut-mangut. Temannya ini bukan sekali dua kali kecelakaan hanya saja mungkin ini lebih parah mengingat mobilnya sampe penyok. Kevin seketika menegakan badannya saat mengingat tujuan nya kesini.
"Bro, gue ada kabar." Ujar Kevin serius seraya matanya menatap sahabatnya lekat. Darren bangun dari baringannya dan menatap Kevin dengan sebelah alis terangkat di ikuti yang lain.
"Bravo." Ujar Kevin singkat. Satu nama membuat mereka menahan nafas. Mereka tau siapa yang dimaksud Kevin.
"Di-dia udah keluar?" Tanya Hugo tak percaya. Katakan padanya bahwa ia salah dengar.
"Iya. Tadi pas kita mau ke sekolah gue gak sengaja lihat dia duduk di warung nasi dekat sekolah kita. Gilanya lagi dia natap gue sambil menyeringai gitu. Ngeri gue." Ucap Kevin bergidik. Hugo seketika pucat.
Odit melempar bungkus kacang ke wajah Kevin.
"Kenapa gak lo bilang pas di sekolah tadi?" Tanya Odit sewot. Percayalah ia berusaha menenangkan detak jantungnya.
"Mana sempat, lagian kita kan tadi dihukum gara-gara telat." Jawab Kevin mencari pembelaan.
Odit seketika diam. Dengan perlahan kepalanya berputar menatap Darren dan Reynand yang tampak tenang, tapi ia tahu mereka berusaha menutupi kecemasan-nya masing masing terutama Darren.
Hening.
Tak ada yang berbicara selama beberapa saat. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Darren memutar otaknya memikirkan masalah ini. Cowok itu tak ingin kejadian satu tahun lalu terulang lagi. Ia tak ingin ada lagi korban selanjutnya. Kedatangannya sungguh membuat mereka harus waspada.
____________
Bi Inah menatap nanar seorang gadis yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Wanita tua itu menutup mulutnya menahan isakannya agar tak keluar yang bisa membuat gadis itu terbangun. Bi Inah tak tahan melihat sekujur tubuh gadis itu yang terdapat lebam kebiruan, kepala cewe itu di perban dengan sisinya ada sedikit darah. Wajah cantiknya juga luka parah yang Bi Inah yakini susah untuk sembuh dan pasti berbekas. Gadis manis itu sudah seperti korban kekerasan.
Wanita berkepala empat itu terkekeh miris dalam hati. Tak menyangka keluarga Wijaya yang diagungkan dan di hormati bisa berbuat keji kepada anak perempuannya. Arkan, lelaki yang di kenal humoris itu sering membantu masyarakat yang kesusahan membuatnya mendapat pujian ternyata tak lebih dari sekedar iblis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darren : My Husband [ END ]
Teen Fiction*FIKSI REMAJA* [ 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝔹𝔸ℂ𝔸 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝔸𝕌𝕋ℍ𝕆ℝ ] Baca sebelum di hapus Warning [ 🔞 ] mengandung kata-kata kasar, kekerasan, kata kotor, vulgar harap bijak dalam membaca. Konflik dalam cerita ini berat, jika tidak suka jangan baca d...