Chapter 18. Bravo's comeback

51.4K 4.4K 152
                                    

Happy Reading
.
.
.
-----------

"Kita ketemu lagi"
Bravo Adisson

*****

"AIRA!!"

"AIRA, LO DIMANA, HA?!"

"AIRA ANJING, LO MANA BANGSAT JANGAN BIKIN GUE MARAH LO!!"

"AIRA!!"

Aira yang berada di dapur berlari tergesa gesa memegangi perutnya menuju kamar dimana sang suami berteriak seperti kesetanan.

"Kak, aku disini."

Darren berbalik menatap tajam Aira yang berdiri di ambang pintu mengatur napasnya. Berjalan cepat lalu menarik kasar perempuan itu ke depan lemari pakaian.

"Siapa, siapa yang buat baju-baju gue kayak gini?" Tanya Darren dingin.

Aira diam mengamati lemari berisi baju baju serta celana dan hoodie milik Darren dahinya berkerut bingung apa yang membuat suaminya marah marah, pasalnya semua baju dan barang barang di dalam lemari tersusun rapi itu pun karena ia yang membereskan.

"Memangnya kenapa, Kak, gak berantakan kok.''

"Jadi lo yang buat baju gue jadi gini?!"

"I-ya, Kak."

"Anjing!" Dengan kasar Darren membenturkan punggung Aira ke lemari hingga Aira merasakan punggungnya akan remuk. Darren mencengkram rahang Aira kuat seraya berdesis rendah.

"Gue gak suka baju baju gue di satuin sama celana. Gue udah capek capek pisahan dan lo dengan gampangnya pindahan. PUNYA HAK APA LO, HA?! Emang gue ada nyuruh lo?"

Aira berusaha melepaskan tangan Darren di rahangnya yang pasti meninggalkan bekas. Gadis itu takut melihat wajah suaminya yang mengerikan ketika marah. Kalau memang Darren tidak suka kan bisa di bicarakan baik baik bukan malah seperti ini.

"Kak, aku minta maaf kalau gitu, Kakak gak usah marah marah aku bisa perbaikin kok nanti."

Darren berdecak. "Tapi lo udah buat gue marah, Babi, dan lagi sejak kapan lo pindahin baju gue?"

"Semalam, Kak, pas Kakak belum pulang."

"Oh, berani ya lo nyentuh barang gue di saat gue gak ada! Udah mulai macam macam lo ya, hah? Ngaku lo!"

Sabar. Aira melapangkan dadanya berusaha sabar mendengar tuduhan suaminya. Ia tidak ada maksud macam macam pada suaminya.

"Kak aku,-"

"Diem!" Darren sudah bisa menebak kalau Aira akan minta maaf, kata yang selalu membuatnya bosan. Gadis ini selalu meminta maaf tapi terus melakukan kesalahan.

"Dengar ya, sekali lagi lo megang barang gue habis lo di tangan gue!" Ucap Darren melepaskan tangannya dari rahang Aira kasar lalu mendorong Aira menjauh dari lemari. Ia mulai merapikan kembali bajunya seperti semula. Sebenarnya susunan baju Aira rapi dan enak di pandang, tapi masalahnya Darren tidak terbiasa dengan itu. Laki-laki itu lebih suka melihat tatanan bajunya dari tangannya sendiri.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang