Chapter 30. Diantara beribu bintang

52.3K 4.2K 235
                                    

Happy Reading
.
.
.
_____

"Gin, lo serius mau ngasih itu kotak?" Tanya Karin ragu sembari menunjuk kotak bekal dan botol mineral di tangan Gina yang sedang memperhatikan lapangan sekolah dimana Hugo dan sahabatnya sedang bermain bola basket dipinggir lapangan.

Gina mengangguk cepat, matanya berbinar melihat Hugo yang sangat tampan dengan keringat membanjiri baju olahraganya.

"Hugo harus ngerasain masakan gue ini. Gue yakin dia pasti suka pake banget." Ujarnya semangat.

Karin menghela nafas. Temannya ini benar-benar tidak mau menyerah. Berulang kali ia menyuruhnya untuk tidak lagi mendekati Hugo yang notabenya laki-laki berengsek, tapi Gina menentang keras dengan alasan Hugo patut diperjuangkan dan yakin bisa merubah sikapnya.

Karin bukannya tidak mendukung sahabatnya, ia senang melihat Gina akhirnya merasakan yang namanya cinta setelah sekian lama tidak membuka hatinya akibat masa lalunya yang kelam. Hanya saja bukan sekali dua kali ia lihat Hugo keluar masuk club sambil menggandeng teman wanitanya. Juga ia sering memergoki Hugo yang tengah berciuman panas di ruang vvip club. Itulah sebabnya kenapa ia tidak suka saat sahabatnya menyukai laki-laki berengsek seperti Hugo.

"Gin, lo jangan terlalu mengharapkan dia jatuhnya nanti lo yang sakit. Lagian ya banyaknya siswa ganteng di sekolah ini kenapa harus Hugo yang lo suka?" Tanya Karin heran.

Gina menoleh. "Gue juga gak tau. Hati gue selalu bergetar setiap kali lihat dia apalagi kalau dia senyum. Gue suka ketawa sendiri pas dia lagi adu mulut sama Kevin adem juga lihat mukanya. Intinya gue suka dia dari lubuk hati gue yang dalam atau...mungkin gue udah cinta." Balas Gina lirih sembari memperhatikan Hugo yang tertawa.

"Lo tau kan kelakuan dia kayak mana?" Tanya Karin masih berusaha.

"Iya, gue tau banget. Tapi gue yakin bisa merubah sikap dia. Lo tenang aja gue strong kok, gue cuma butuh dukungan lo."

Kalau sudah begini Karin bisa apa selain mengangguk.

Gina berdiri dengan wajah semringah lalu menghampiri Hugo yang sedang menyeka keringatnya pakai handuk kecil yang tersampir di bahu kanan.

"Eh, eh, si Gina mau ngapain tuh?"

"Gila nyamperin si Hugo dia."

"Kayaknya bakalan ada pertunjukan nih."

"Sini guys ramein!"

Dengan senyum semanis mungkin Gina berdiri di depan Hugo yang menatapnya malas.

"Eh ada neng Gina mau ngapain, Neng." Sapa Kevin melihat kedatangan Gina sambil mengerlingkan mata kirinya.

"Bawa kotak makan lagi buat Aa Ugo ya?" Sambung Odit menyugar rambutnya yang gondrong.

Gina hanya tersenyum malu-malu yang malah membuat Hugo berdecak. Gadis itu memberikan kotak makannya pada sang pujaan hati.

"Buat kamu." Ucap Gina tersenyum lebar. Gadis itu terlihat percaya diri.

"Cieee... Gina manis banget bawain Hugo makanan."

"Wah si Hugo punya taken gak bilang-bilang."

"Kayaknya enak tuh."

Hugo tidak mempedulikan kehebohan para sahabatnya, matanya lebih fokus menyorot Gina yang berdiri kikuk lalu berahli pada kotak makan warna biru muda serta sebotol air mineral sebelum kembali menatap gadis itu.

"Gue gak mau." Ucapnya datar. Wajah yang tadi tersenyum dan tertawa itu berubah total hanya karena kehadiran Gina.

"Kenapa? Enak kok nasi goreng sama ayam goreng." Ujar Gina tetap mempertahankan senyumnya. Hatinya sedikit tersentil ketika Hugo menatapnya dingin.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang