Chapter 51. Surat cerai

106K 6.3K 757
                                    

Happy Reading
.
.
.
----------

KURANG BAIK APA AKU UPDATE BEBERAPA PART SEHARI, SO, KASIH AKU DUKUNGAN DENGAN MEMBERIKAN VOTE.

CUMA MAU BILANG, JANGAN ADA YANG DI SKIP BIAR TAU SIAPA AJA TOKOHNYA DAN JALAN CERITANYA. KALAU DI SKIP GAK BAKALAN TAU DAN JADINYA BINGUNG TERUS UJUNG-UJUNGNYA NANYA DEH.

Darren meradang melihat Kevin mencium istrinya, tangannya terkepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih juga urat sepanjang lengannya terlihat menandakan ia marah besar. Napas laki-laki itu memburu tidak percaya apa yang ada di depannya. Dengan langkah pelan namun mencekam dan juga aura intimidasi yang kuat Darren berjalan mendekat pada Kevin yang masih melumat bibir Aira yang hanya diam. Mungkin syok.

Laki-laki bermarga Aditama itu menarik bahu Kevin kuat membuat tautan bibir mereka terlepas dan hampir membuat Kevin tersungkur hingga mereka berhadapan. Tanpa pikir panjang Darren membogem rahang Kevin kemudian menendang perutnya sampai Kevin menabrak sofa di belakangnya. Darren naik ke perut Kevin kemudian meninju laki-laki itu dengan kalap.

"BERANI BANGET LO NYIUM ISTRI GUE BANGSAT!!"

Emosi yang membara membuat Darren lupa bahwa orang yang sedang ia hajar habis-habisan ini adalah sahabatnya sendiri. Darren tidak peduli, darahnya mendidih membayangkan Kevin mencium Aira tepat di depannya. Dimana otaknya melakukan itu apalagi di depan orang yang berstatus suami dari gadis yang ia cium?!

Darren tidak terima. Ia seperti tidak dihargai.

BUGH!

Pukulan terus mendarat ke tubuh Kevin yang melindungi wajahnya dengan tangan. Mata Darren menggelap, wajahnya merah padam serta urat lehernya terlihat akibat cemburu akut melihat kejadian tadi. Aira itu miliknya, semua yang ada pada Aira miliknya seorang termasuk tubuh gadis itu. Dan si keparat ini dengan beraninya menyentuh miliknya!

Kurang ajar!

Kevin yang tidak terima dipukuli membalikkan tubuh mereka sekali sentak hingga Darren berada di bawahnya. Kevin balas menonjok Darren begitu juga Darren yang balas memukul. Kedua pria yang wajahnya memar itu saling membalas tanpa ada yang mau mengalah.

Aira yang melihat itu panik apalagi wajah keduanya penuh dengan darah. Aira beralih menatap Hugo dan Odit yang malah diam ditempat tidak ada niat untuk melerai.

"Kak, kenapa diam aja? Pisahin mereka aku takut mereka kenapa-kenapa." Ujar Aira membuat kedua cowok itu menatap gadis mungil itu.

"Gak usah, Ra, kita liat aja dulu siapa yang menang" jawab Hugo santai sambil bersandar di dinding dengan tangan terlipat di dada.

"Iya, nikmati aja dulu. Liat seberapa kuat Darren lawan Kevin malah setelah Kevin gue mau nonjok Darren." Sambung Odit memutar kepalanya kanan kiri hingga terdengar suara retakan.

Aira melotot tidak terima. "Jangan macam-macam, kak." Peringat Aira namun tidak digubris sama sekali. Aira frustrasi apalagi melihat Darren memuntahkan darah dari mulutnya cukup banyak. Wajah laki-laki itu sudah memar, darah mengucur deras dari hidung, kening, juga sudut bibirnya yang robek.

Aira tidak tahan, sungguh. "KAK KEVIN CUKUP!" teriak Aira berhasil menghentikan Kevin yang akan menendang dada Darren yang terduduk lemah dilantai.

Kevin menoleh.

"KAKAK GAK BERHAK MUKUL SUAMI AKU!"

Kevin meradang. "LO MASIH BELA DIA SETELAH APA YANG DIA LAKUIN KE LO?!"

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang