Chapter 47. Dusta dan kebenaran

98.3K 5.4K 633
                                    

Happy Reading
.
.
.
****
"Kebohongan ini membuatku
menyesal."

****

Darren membuka pintu apartemen, menutup pintu dan masuk kedalam merasakan betapa hening dan sunyinya, hanya ada suara televisi yang sengaja ia nyalakan agar tidak sepi saat ia kembali seperti sekarang.

Kesunyian ini terasa ada batu yang memukul dadanya hingga ia merasa sesak dan juga kehilangan kala Darren menatap sekeliling yang biasanya ada sang istri yang berlalu lalang kesana-kemari dengan perutnya yang sedikit buncit.

Tak mau larut dalam kesepian Darren berjalan ke kamarnya dan saat membuka pintu, kamar sebelah mengambil atensinya membuat Darren lebih memilih membuka pintu itu. Kamar Aira.

Lagi, Darren merasa ada jarum yang menusuk hatinya hanya karena melihat seisi ruangan yang mana Darren seperti merasakan ada Aira disini padahal nyatanya tidak ada. Begitu besar kerinduannya terhadap gadis itu hingga Darren berhalusinasi. Menguatkan hatinya walau percuma sebab setetes airmata jatuh dari pelupuk matanya menandakan Darren benar-benar kehilangan dan dengan cepat Darren hapus kemudian masuk dan menghirup aroma wangi Aira meski tersamar-samar.

"Kepergian kamu buat aku sadar, Ai. Aku mencintaimu, sangat. Kamu tau sayang, saat kamu bilang kamu cinta aku, aku senang banget saking senangnya aku sempat ngira mimpi padahal nggak. Kata cinta dari kamu lebih buat aku bahagia daripada cinta Selly. Andai, andai aku gak hina kamu dan tahan kamu waktu itu, kamu pasti masih disini Ai, masak buat aku, bangunin aku, ngajak aku ngomong. Aku nyesel Ai, benar-benar nyesal. Kalau ada alat buat putar waktu, aku bakalan putar waktu buat ngulang semuanya dan narik semua kata-kata yang buat kamu sakit hati" gumam Darren memegang erat besi balkon sambil terpejam.

Semua yang Darren lakukan melalui sikapnya yang kurang ajar tak sesuai dengan realita. Laki-laki itu terlalu pandai menutupi semuanya lewat ekspresi wajah hingga semua orang tidak tau bahwa sebenarnya ia sedih, sakit, sesak dan tentunya merasa bersalah. Bilang kalau dia tidak mengakui calon bayi itu anaknya, nyatanya tanpa ada yang tau setiap tengah malam Darren sering menyelinap masuk ke kamar Aira hanya untuk meminta maaf pada bayinya sembari berlinang airmata. Juga mengecupi seluruh perut Aira dan mengajak calon buah hatinya bicara.

"Maafin Papa sayang, maafin Papa. Papa gak maksud ngomong gitu sama Adek, gak sama sekali. Papa sayang kamu, sama Mama juga jangan dimasuki ke hati ya sayang yah. Papa gak pernah benci sama kamu, Papa sayangggg banget sama Adek. Tadi Papa lihat, Mama muntah-muntah Adek jangan nakal ya disana kasihan Mama sayang, Mama sampe pucat. Adek juga, sehat-sehat ya Papa sama Mama udah gak sabar mau ketemu kamu dan lihat muka kamu. I love you"

Tak hanya itu, ketika mengatakan bahwa Aira bukan istrinya dan mengaku-ngaku kalau dia pembantu, hatinya tersayat ngilu sambil mengucapkan beribu maaf pada istrinya dalam hati. Setiap kali ia melangkah Darren selalu mengucapkan kata maaf tanpa henti sampai tidur sekalipun. Jam satu dini hari Darren sudah berdiri di balkon kamar sambil menatap langit ditemani keheningan, disitulah airmatanya turun tanpa ia hapus dan membiarkannya begitu saja. Terlalu sakit rasanya ketika mengingat kata-kata kasar pada istrinya yang padahal itu semua hanya kebohongan dan bukan berasal dari hatinya. Sikapnya selama ini hanya dusta.

Darren akui, ia salah sangat salah terlebih pada hatinya yang selalu ia bohongi bahwa ia sangat benci Aira padahal sebenarnya tidak, malah sebaliknya Darren menyayangi Aira, entah sejak kapan rasa itu datang mungkin jauh sebelum Aira mencintainya. Begitu juga makhluk mungil di perut Aira.

"Lo tau gak, Ai. Sebenarnya gue sayang sama lo, gue selalu mikirin lo, lo udah makan apa belum, udah minum susu apa belum, lo mual-mual apa enggak, dede bayinya rewel atau enggak. Tapi sayang, gue gak bisa jujur logika gue lebih menang daripada hati gue oh... Bukan tapi gengsi gue yang lebih besar sampe gue rela nyakitin lo. Tunggu gue ya, Ai, tunggu sampe hati gue menang dulu baru gue jalanin rencana gue buat ngulang semuanya dari awal bareng lo sama anak-anak."

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang