Chapter 73. Say you'll never go

52.9K 4.3K 598
                                    

Happy Reading
.
.
.
___________________

"DARREN!!"

Semua orang berteriak kala Darren terjatuh dengan darah mengalir dari perutnya. Kejadian itu sangat cepat, tidak ada yang bisa membaca situasi. Aira menendang kedua laki-laki di sampingnya agar mereka melepaskannya, tapi tidak bisa cekalan di kedua tangannya menguat membuatnya tidak bisa bergerak. Aira menatap nanar Darren yang terbaring di aspal sembari meringis kesakitan.

"Lepasin! Aku mau ketemu suami aku!!" Sentak Aira kuat membuat Bian yang ada di gendongannya semakin menangis.

Reynand meradang begitu juga yang lain. Kevin, Odit, Hugo, dan Bravo menghampiri Darren dengan Hugo yang langsung menaruh telapak tangannya di perut Darren. Menekannya kuat agar darah berhenti keluar.

"ANJING! SIAPA YANG NEMBAK DARREN?!!" teriak Bravo murka. Wajahnya merah padam siap menghabisi orang-orang yang ada disana termasuk anak buah Rosa dan Jasmine yang berdiri angkuh di depan kap mobil.

Tidak ada jawaban. Tapi seringaian di wajah cantik Rosa menjawab pertanyaan Bravo. Rey mengepalkan tangannya, maju mendekat pada wanita yang ia panggil dengan sebutan Mommy tanpa mengalihkan sorotan tajamnya pada Rosa. Rahang Rey mengetat menahan amarah yang sedari tadi tertahan di tubuhnya. Apa yang terjadi kini Rey tau itu semua hanya untuk kebahagiaannya, kebahagiaan versi seorang Rosa. Rey tidak pernah mempermasalahkan harta gono gini, karena itu bukan miliknya, tidak masalah baginya jika nanti harta ayahnya jatuh pada Aira, bukan harta yang membuatnya bahagia, bukan harta yang membuatnya merasa berguna seperti sekarang ini, bukan harta yang membuatnya bertahan sampai sekarang di saat ia tidak pernah di pedulikan orang tuanya yang hanya memikirkan pekerjaan dan karir.

Tapi Rosa dengan angkuhnya mempertahankan harta itu atas namanya, tidak terima jika harta milik Zavier diberikan pada Aira, putrinya. Dengan dalih kalau ia anak laki-laki dan pantas mendapatkan harta itu juga anak yang sah di mata hukum dan negera, Rey tau itu hanya akal-akalan Rosa dan itu semua demi mendapatkan warisan atau untuk wanita itu sendiri. Rey kadang heran, ayahnya belum meninggal tapi wanita itu sudah membicarakan warisan dan membawa-bawa namanya. Dan demi harta sialan itu, wanita licik yang sayangnya ibu kandungnya rela membahayakan nyawa orang lain.

Rey berhenti di depan Rosa. Menatap keduanya dengan datar.

"Ngapain?" Tanya Rey dingin.

Jasmine diam. Rosa tersenyum.

"Mommy ingin melihat kematian adikmu itu." Jawab Rosa to the point.

"Buat apa?"

"Menyingkirkan dia dan hidup kita damai." Jawab Rosa masih dengan senyuman manisnya.

Rey menyeringai. "Tidak dengar apa yang aku bilang kemarin? Jika menyentuh adikku nyawamu ada di tanganku." Balas Rey datar menekan kedua rahangnya kuat.

Tatapan Rosa menajam, senyumnya hilang. "Siapa yang mengajarimu bicara seperti itu, Reynand?"

"Lepaskan Aira." Rey mengalihkan pembicaraan yang menurutnya buang-buang waktu.

"Tidak akan."

"Lepaskan atau,-"

"Atau kau mau seperti dia?" Pandangan Rosa beralih pada Darren yang wajahnya pucat menahan sakit. Ingin membawa Darren ke rumah sakit tapi tidak bisa karena mereka semua tiba-tiba di kepung oleh pria berbaju hitam dengan topeng di wajah mereka dengan senjata di tangan masing-masing. Sementara masih Aira memberontak.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang