Chapter 59. Resmi bercerai

93.3K 5.4K 818
                                    

Happy Reading
.
.
.
*****

Darren dan yang lain terdiam kala melihat sosok tubuh tinggi Reynand yang berjalan mendekat ke arah mereka. Mata abu Rey beradu tatap dengan manik cokelat terang milik Darren.

"Gue ulang. Kalau misalkan video itu nggak ada, lo bakalan nyesal kayak gini dan minta maaf sama Aira?" Tanya Rey dingin.

"Jadi lo yang ngirim video itu?" Bukannya menjawab Darren malah bertanya.

Rey menipiskan bibirnya. "Hm, gue yang ngirim lebih tepatnya Zeon dan Odit yang ngirim ke gue dan kirim balik sama lo."

Darren beralih menatap Odit. "Jadi lo udah tau?"

Odit mengangguk santai.

Darren terdiam. Memejamkan mata sejenak sebelum menatap Reynand yang menatapnya dingin. Benar. Jika bukan karena video itu mungkin ia tidak akan menyesal seperti ini dan memohon-mohon pada Aira agar dimaafkan. Tapi, dengan adanya video itu membuat hatinya terbuka dan semakin yakin dengan pilihannya. Dengan video itu hatinya tau dengan siapa ia berlabuh, siapa pemilik hatinya yang sebenarnya.

"Gue jawab. Kalau video itu gak ada, gue emang gak akan nyesal kayak gini. Gue gak akan sadar sama apa yang gue lakuin dan mungkin semua kejadian ini gak bakalan terjadi dan Aira masih terpuruk bersama gue. Tapi dengan lihat video itu dan gimana Selly selingkuh di belakang gue, di situ gue baru tau kalau Selly emang bukan takdir gue dan gue nyia-nyiain Aira yang jelas-jelas istri gue, yang selalu nunggu gue pulang malam. Gue emang salah, tapi apa gue gak bisa dikasih kesempatan kedua? Bukan gue yang bunuh anak gue, gue rela begadang demi ngerjain tugas kantoran dari Papa dan itu gue lakuin buat mereka, gue nurutin apa yang bokap gue bilang kalau ini semua demi kebutuhan Aira dan anak kami." Jelas Darren ingat waktu tatapan nyalang Rey hari dimana ia kehilangan anaknya.

"Terlepas dari itu semua gue jadi terbiasa dan bahkan jadi kebanggaan tersendiri buat gue. Di umur segini gue udah nikah dan juga calon Papa..." Darren terkekeh, matanya berkaca-kaca terharu kala sebentar lagi ia jadi seorang Ayah. "Gue gak nyangka, baru kemarin rasanya gue bercita-cita jadi pembalap bukan malah jadi kepala keluarga. Baru kemarin gue ngumpul sama lo pada bukan malah kerja dan mikirin dapat uang dari mana buat proses persalinan Aira. So, kalau kalian mau pukul gue, terserah, toh Aira gak bakalan balik sama gue." Diakhir kalimat Darren mengerucutkan bibirnya sambil mengusap matanya yang berair menggunakan punggung tangan. Entah sejak kapan air mata nakal ini turun.

Entah bagaimana lagi ekspresi wajah Hugo, Kevin, Odit, dan Rey yang hanya menampilkan wajah datar ketika mendengar kata-kata Darren yang bisa mereka rasakan ada penyesalan dan kesedihan di setiap tutur katanya. Mereka kenal Darren, tau betul bagaimana tabiatnya. Tak pernah mereka lihat Darren selemah ini, laki-laki itu pantang menangis. Selly yang pergi berbulan-bulan lantaran sibuk dengan dunia model-nya, tapi Darren hanya bersikap acuh dan cenderung santai walau sering ditinggal kekasih.

Sebegitu besarkah pengaruh Aira terhadap Darren?

Tania yang sedari tadi diam menyimak, sedikit tersentuh mendengarnya. Dari sini ia tau kesalahan yang entah bagaimana dilakukan Darren sangat besar hingga ia bisa prediksi pernikahan mereka renggang. Ia tidak menyangka laki-laki setampan ini menghadapi masalah yang cukup rumit.

"Setiap manusia pernah melakukan kesalahan, gak ada yang gak berdosa. Dan kita patut diberi kesempatan kedua. Gue emang gak tau masalah apa yang lagi lo hadapi, tapi gue cuma mau bilang jangan nyerah, kejar kesempatan itu selagi masih bisa." Timbrung Tania membuat mereka menatap gadis berambut pirang itu. Tania meraih sesuatu dari lehernya kemudian ia perlihatkan ke arah lima laki-laki tampan itu. Kalung salib.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang