Chapter 49. She is mine!

95.3K 5.5K 520
                                    

Happy Reading
.
.
.
***

"Lepasin dia. Malam ini dia sama gue." Dengan santai tanpa beban Bravo berucap menatap hangat Aira yang berada di gendongan ala bridel style Darren sambil menyembunyikan wajahnya di dada sang suami.

Darren menaikkan alisnya. Memang dia siapa?

"Ngapain lo disini?!" Tanya Darren ngegas sambil membenarkan gendongannya pada tubuh Aira.

"Dari tadi gue udah disini tapi tiba-tiba lo datang dan mau bawa dia. Gue gak terima." Balas Bravo menatap tidak suka Darren yang juga menatapnya tajam.

"Kalo emang lo udah disini dari tadi, lo kenapa diam aja lihat dia duduk disini, mana sendirian lagi?!" Darren meradang antara cemburu dan khawatir bersamaan. Cemburu ketika Bravo menatap lekat istrinya sambil tersenyum tanpa mempedulikannya juga khawatir keadaan sang istri yang tidak ada menemaninya di malam hari seperti ini disaat sedang hamil anaknya. Memang ada anak buahnya yang memantau Aira dari jauh tapi tetap saja membuatnya cemas.

Bravo terkekeh masih menatap Aira sambil melipat bibirnya bawahnya gemas. "Pesona Aira kuat banget buat gue gak rela berpaling jadi gue lupa samperin dia"

Darren terbakar cemburu. "JAGA TATAPAN LO ANJING!!" bentak Darren keras membuat Aira terperanjat kaget dari tidurnya tapi dengan cepat Darren menenangkan gadisnya.

"Sssttt.... Udah sayang udah, tidur lagi ya gak ada apa-apa kok" bisik Darren di telinga Aira sambil mengecupi keningnya dan menggoyangkan badannya ke kanan kiri berharap Aira kembali tidur. Entah karena capek atau apa Aira seolah terhipnotis mendengar bisikan Darren hingga tak tunggu lama gadis bermanik hitam itu kembali memejamkan matanya mencari kenyamanan di dada Darren yang terbungkus jaket merah maroon.

Setelah Aira tenang Darren kembali menatap Bravo nyalang. "Gak ada lagi kan yang mau lo omongin? Kalo gitu kita pergi." Darren bersiap melangkah saat tangan besar Bravo menahan pundak Darren yang melewatinya.

"Istri lo dalam bahaya." Darren menoleh dengan kening berkerut. "Lihat dari arah barat." Titah Bravo tenang sambil bersedekap dada tapi siapa yang tau hatinya sedang gelisah tak karuan.

Darren mengikuti arah pandang Bravo dan saat itulah ia melihat seseorang berpakaian hitam yang bersembunyi dibalik pohon sedang menatap ke arah mereka bertiga. Darren tidak jelas melihat sebab orang itu memakai masker tapi matanya yang berwarna hijau di bawah penerangan lampu menarik perhatian Darren untuk merekam mata itu dalam benaknya.

"So, biar dia sama gue." Cetus Bravo hendak mengambil Aira dalam dekapan Darren yang langsung menjauh. Bravo menatap kesal Darren.

"Apa-apaan sih lo?! Aira pulang sama gue, lagian emang lo siapa mau bawa-bawa istri gue?!"

"Masa depan Aira dan calon bapak dari anak yang di kandung Aira. Puas?!"

Darren melotot sangar. "Halu lo ketinggian jingan! Gue suaminya dan anak yang di kandung Aira anak gue, benih gue. Ngerti?! Gak usah ngaku-ngaku lo!"

Bravo mendengus. "Sejak kapan lo akui mereka berdua hm?" Tanya Bravo dingin.

Darren terdiam. "Bukan urusan lo."

Bravo tertawa rendah. "Udah berhenti lo jadi brengsek? Dari pada lo bawa Aira mending lo urusin tuh si Selly, bukannya lo cinta ya sama dia? Kalian masih berhubungan kan?" Bravo mengangkat kedua alisnya dengan tampang menyebalkan di mata Darren.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang