Chapter 70. Ian, butuh Papa

59.8K 4.3K 1K
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
----------

Maaf sayang, telat update dua jam 😁

"Ahhh..." desah Aira melengkungkan tubuhnya kala mendapatkan pelepasan yang entah ke berapa kalinya. Napasnya memburu hebat serta detakan jantungnya sangat kencang akibat permainan panasnya dengan Darren. Darren menjatuhkan tubuhnya ke samping dengan keringat yang membanjiri badannya yang kekar juga napasnya yang ngos-ngosan.

Aira berbalik menghadap Darren, melingkarkan tangan kirinya di pinggang sang suami dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher pria-nya. Darren ikut berbaring menyamping dan balas memeluk wanitanya.

"Capek?" Tanya Darren lembut mengecup puncak kepala Aira.

Aira mengangguk. "Kamu mainnya gak tanggung-tanggung." Sebal Aira mencubit kecil perut kotak-kotak Darren.

Darren terkekeh. "Tapi kamu ketagihan sayang."

Dibalik pelukannya Aira tersenyum tidak menampik kalau ia juga menikmati setiap sentuhan suaminya. Sentuhan yang membuatnya selalu ingin dan ingin.

Darren memejamkan matanya tapi kembali terbuka saat perasaan aneh tiba-tiba menyelinap di hatinya. Perasaan yang membuat Darren sedikit takut. Entah karena apa.

"Ai."

Aira mendongak menatap dagu Darren.

"Iya."

"Kamu belum tidur?"

"Belum. Kenapa?"

"Tadi aku ngantuk tapi sekarang enggak lagi."

"Terus gimana? Yakali kita main lagi aku capek."

Bibir Darren berkedut mendengar ucapan polos istrinya.

"Apa hubungannya coba? Ya enggak lah, aku juga capek kok."

Astaga. Omongan macam apa ini? Dalam hati Darren terkekeh geli.

Aira mengerucutkan bibirnya. "Udahlah tidur aja." Ucapnya sembari memejamkan mata diikuti Darren walau agak sedikit susah. Namun akibat aktivitas panas mereka membuat kedua insan itu cepat masuk ke alam mimpi termasuk Darren.

Jam satu dini hari Aira terbangun akibat perutnya yang keroncongan minta makan. Wanita itu membuka matanya dan melihat Darren tertidur di sebelahnya dengan posisi membelakanginya. Keadaan keduanya masih naked dibalik selimut. Aira beranjak dari tempat tidur, memakai pakaiannya yang berserakan dilantai kemudian keluar dari kamar setelah menatap sejenak box Bian.

Aira turun dari tangga dengan perlahan karena minimnya cahaya membuatnya susah melangkah. Tiba di dapur Aira mengambil gelas di dalam lemari kemudian mengisinya dengan air hangat di dalam teko kaca yang terletak di meja makan.

"Gelap banget." Gumam Aira menatap sekeliling. Rumah keluarga Aditama tidak tanggung besarnya, banyak ruangan yang belum pernah ia masuki di dalam rumah ini. Hanya ruang gym tempat biasa suaminya berolahraga yang sering ia masuki. Bagi Aira lebih enak memiliki rumah yang sederhana daripada rumah mewah sebesar ini.

Aira menyimpan gelasnya ke wastafel lalu balik ke kamar sembari bersenandung kecil. Langkah Aira terhenti di ujung tangga ketika mendengar suara grasak grusuk di kamarnya, suaminya kah? Aira mengangkat bahunya acuh lalu lanjut berjalan dan membuka knop pintu tanpa tau ada seseorang di belakangnya yang menatapnya tajam dan di tangannya ada pistol.

Aira membulat saat seorang wanita yang tidak ia kenal membungkuk di samping box Bian, menggendong bayinya perlahan.

"Kamu siapa?! Anak aku mau kamu kemanain?!" sentak Aira mengejutkan wanita itu. Si wanita yang memakai masker hitam itu mengedikan kepalanya memberi kode pada seorang pria di belakang Aira tanpa Aira ketahui.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang