Chapter 31. Kedatangan Selly

54K 3.9K 487
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
_______

Beberapa hari kemudian...

Semua masih sama tidak ada yang berubah. Aira melakukan tugasnya sebagai istri dengan baik, ia juga mengurus segala keperluan Darren seperti menyiapkan baju sekolah, membangunkannya tiap pagi, memasak sarapan, menyalim tangannya ketika berangkat sekolah atau ketika Darren pergi dan menyambutnya ketika pulang dengan senyuman manis. Semua ia lakukan dengan baik membuat Darren betah tinggal bersama Aira.

Aira masih sering muntah-muntah apalagi di tengah malam, ingin membangunkan Darren tapi ia tidak enak mengingat laki-laki itu benci pada calon bayinya. Beruntung si kecil tidak mengidam apa-apa. Aira juga semakin rajin merawat bunganya di taman. Ada banyak jenis bunga yang ditanam Aira bahkan karena saking banyaknya semua taman itu penuh dengan bunga.

Sementara Darren tidak masalah taman belakangnya dibuat seperti itu malah rumahnya terasa hidup dan berwarna semenjak ada Aira di apartemennya.

Mengenai para sahabatnya Darren memberitahu mereka kalau Aira satu sekolah bersama mereka dan hamil di luar nikah, laki-laki itu tidak bertanggung jawab lari entah kemana hingga mpok Siti membawa Aira ke rumah orangtuanya dan berakhir di apartemennya atas perintah Dinda. Kevin yang mendengar hal itu tentu merasa senang sebab ia tidak perlu bersaing dengan siapapun dan bebas mendekati gadis manis itu. Masalah kehamilan Aira itu belakangan.

Semenjak itu Kevin sering main ke apartemen Darren dengan alasan makan padahal ingin bertemu Aira untuk melakukan pdkt. Awalnya Darren dan yang lain bingung akan Sikap Kevin tapi lama-kelamaan mereka tau kalau Kevin sedang berusaha mengambil hati Aira.

Aira membuka kaca balkon kamar Darren membuat angin pagi langsung menerpa kulit Darren yang masih setia dengan tidurnya. Darren semakin mempererat selimutnya. Aira duduk di bibir ranjang sembari mengguncang pelan lengan kekar suaminya.

"Kak Darren bangun udah pagi."

Tidak ada jawaban hanya dengkuran halus yang terdengar.

"Kak bangun jangan malas ah. Mentang-mentang minggu."

Tidak ada pergerakan sama sekali.

Aira mendengus. Tinggal bersama Aira sedikit tau tentang laki-laki ini. Darren orangnya kebo. Dan kalau tidur seperti mayat.

"Kak Darren!" Pekik Aira tepat di telinga Darren yang langsung tersentak dan duduk sambil celingak-celinguk seperti orang bodoh.

Melihat itu Aira tertawa pelan, lucu melihat muka bantal laki-laki itu serta rambutnya yang acak-acakan yang malah terlihat tampan di matanya.

"Lo ganggu banget sih, gue masih ngantuk." Kesal Darren menguap lebar.

Aira tersenyum lembut dengan tangan merapikan rambut suaminya.

"Ini minggu kak, mending olahraga dari pada tiduran nanti badan kakak lemas." Dengan lembut Aira mengusap rahang suaminya. Dalam hati Aira mengagumi ketampanan suaminya ini.

Darren menatap dalam bola mata hitam Aira, tangan kanannya terangkat mengusap pipinya yang chuby sedikit menariknya kemudian mengelusnya kembali.

"Nanti siang lo ke markas ya."

Aira mengernyit. "Buat apa kak?"

"Hari ini Selly pulang tapi sebelum itu bantuin gue beresin terus nyiapin makanan buat dia." Balas Darren masih setia mengusap pipi Aira.

Bagai di tusuk jarum tajam Aira terdiam meresapi rasa sakit yang mulai menjalar di hatinya. Ia tertohok mendengarnya. Dan semakin sakit ketika Darren menyuruhnya pergi ke markas hanya karena kedatangan Selly.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang