Chapter 43. Aku mencintaimu

77.3K 5K 580
                                    

Happy Reading
.
.
.
-------

"Aku mencintaimu dengan sadar dan
Akan terus mencintaimu dengan sabar."
------

[ Wajib baca ulang ]

"Ingat kata-kata lo? Kalau gue capek dan bosan sama pernikahan ini, gue ngomong sama lo biar lo tau ke depannya bagaimana. Iyakan? Jadi gue minta cerai sama lo karena gue muak sama pernikahan ini!" Ucap Darren tegas.

Aira berpikir sejenak sebelum mengangguk. "Oke." Aira menghela napasnya yang terasa sesak. "Kamu tau kak, sekali aku melepaskan gak akan pernah aku genggam lagi jika suatu saat nanti kamu minta kembali. Karena kamu bukan lagi milikku sejak saat dimana kamu minta untuk dilepaskan. So, say it again if you're sure you want a divorce." Pinta Aira menatap dalam Darren.

"Gue yakin." Jawab Darren mantap

"Again"

"Gue yakin." Jawab Darren malas.

"Once again" Pinta Aira lagi menahan tangis.

"GUE YAKIN ANJING! GUE YAKIN SAMA KEPUTUSAN GUE BUAT PISAH SAMA LO!!" Bentak Darren bosan.

Aira mengangguk. "Boleh aku jujur?"

Darren diam.

"Aku melanggar perintahmu yang nyuruh aku untuk gak jatuh cinta sama kamu. Aku udah berusaha nahan sekuat yang aku bisa, aku kubur dalam-dalam karena aku tau gak akan pernah terbalaskan. Tapi-" Aira tertawa tapi matanya berkaca-kaca, bibirnya bergetar hebat. "Nyatanya aku kalah, aku kalah sama perasaan aku yang entah sejak kapan bersemayam di hati aku. Semua terjadi gitu aja tanpa bisa aku cegah. Darren, aku mencintai kamu. I am stupid? Ya, aku bodoh. Bisa-bisanya aku jatuh cinta sama laki-laki brengsek kayak kamu."

"Tapi siapa yang tau mengenai hati. Cinta bisa datang kapan aja, gak ada yang tau kepada siapa hati berlabu. Kayak aku, hati ini milih kamu walau kamu kejam dan kasar sama aku. Tapi kamu tenang aja, aku gak akan maksa kamu buat balas perasaan aku, karena itu mustahil. Aku bilang gini biar aku lega dan gak terkurung dalam rasa ini. Dan yah....aku lega, setidaknya kamu udah tau perasaan aku."

Aira menghapus airmatanya yang entah sejak kapan turun. Sebelum menatap Darren yang bergeming sambil menatapnya datar. Aira tertawa lirih dalam hati. Memang apa yang dia harapkan setelah ia mengungkapkan perasaannya? Reaksi laki-laki itu saja biasa saja.

Ck. Jangan berharap Aira.

"Aku heran sama kamu kak, kamu terlalu mencampuri urusan aku. Bukannya di peraturan kamu itu aku boleh berhubungan sama siapa-pun kan? Tapi kenapa kamu marah? Kenapa kakak gak suka aku berdekatan sama kak Kevin?"

Darren berkacak-pinggang, menjilat bibirnya bawahnya sekilas. "Dan lo lupa peraturan pertama? Lo harus turuti setiap perkataan gue. Ya, ini salah satunya, jangan pernah dekat sama Kevin."

Aira tersenyum. "Dan aku pastikan semua peraturan itu gak ada lagi dan kita selesai disini. Lakukan apa yang kakak mau, aku juga gitu. Sekarang gak akan ada lagi yang larang kakak, terserah kakak mau apa, aku gak peduli." Ucap Aira masuk ke kamar mengambil baju-bajunya yang tidak seberapa dan dimasukkan ke dalam tas biru.

Semenjak nikah dengan Darren, tidak pernah sekali pun Darren membelikan baju untuknya atau barang-barang yang seharusnya bisa Aira jadikan kenangan. Miris sekali.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang