Chapter 35. Trying to smile

50.8K 4.3K 649
                                    

Happy Reading
.
.
.
___________

"Tanpa dia tau, ada hati
yang terluka."

------

Darren menatap Selly. "Dia Selly, pacar gue. Sayang, itu dia..." Darren kembali menatap Aira. "Pembantu aku." Lanjutnya datar tanpa ekspresi.

Aira mematung dengan dada berdegup kencang. Seperti ada sesuatu yang tak kasat mata meremas ulu hatinya, terasa sampai ke dalam sehingga Aira merasa sesak luar biasa. Saking sakitnya ia merasakan rasa sakit itu menjalar ke perut bagian bawah. Gadis manis itu menyentuh perutnya, mengelus-nya lembut seolah menenangkan bayinya yang mungkin marah karena ucapan ayahnya.

Sementara Selly, menatap Aira dari ujung rambut sampai ujung kaki balik lagi ke rambut hingga kaki begitu seterusnya sampai ia puas bahwa gadis ini memang sangat cocok jadi pembantu. Tapi yang ia tidak yakin wajah manis Aira. Kulit putih susu yang tampak mengkilap di bawah lampu, wajah kemerahan yang mulus tanpa jerawat, hidung mancung, tubuh mungil yang membuat siapa saja merasa nyaman memeluk tubuh itu dan auranya yang ke-ibuan sangat terasa. Sielly sedikit tidak percaya. Pakaiannya yang sederhana itu yang membuatnya sangat cocok jadi pembantu.

Tapi Selly tidak peduli asal gadis ini tidak mengganggu. Namun tidak bisa di pungkiri ada sedikit rasa iri di hatinya. Gadis ini sangat cantik membuatnya minder. Rambutnya yang kecokelatan dan bola mata hitam legam membuat Selly terpana.

Sial, nih cewek cantik banget! Gak yakin gue dia pembantu, tampang-nya aja kayak orang kaya!

"Hai, aku Aira pembantu Darren."

Suara lembut itu menyentak Selly dalam pikirannya. Dengan ogah ia membalas jabatan tangan Aira dan tertegun betapa lembut tangan gadis itu.

Shit! Tangannya lembut banget lagi!

"Selly!" Ketus Selly menjabat sekilas tangan Aira. Aira yang melihat itu tersenyum, tidak heran.

Darren melingkarkan tangannya di pinggang Selly seraya menatap istrinya. "Siapin minum gih, kita haus yang seger-seger kalau bisa." Ucapnya kelewat santai sambil berlalu dari sana.

Aira mengangguk, matanya tidak lepas dari punggung Darren yang tersenyum lebar dengan tangan mengusap pipi Selly.

"Panas banget, Yang." ikat Selly membuka kaosnya menyisakan tanktop putih yang membuat belahan dadanya terlihat.

"Panas gimana, udah ada AC gini kok."

"Panas, Yang, nih lihat keringat aku aja banjir gini."

"Oh iya, sini aku lap pake tisu." Darren mengambil selembar tisu di meja lalu melap keringat Selly di sekitar leher dan tengkuk.

"Pake lidah kamu aja gimana, Yang?" Tanya Selly mesum sambil menggigit bibirnya nakal.

Darren mengangkat alisnya. "Aku sih mau aja, tapi takutnya kamu ngedesah kan bahaya." Bisik Darren di telinga Selly seraya menghembuskan napasnya di sana.

Selly bergidik. "Ihh...kamu mesum banget."

Darren menyeringai. "Tapi suka kan?"

"Iya suka banget.." Selly mendekat berbisik di telinga Darren. "Apalagi kalau kamu di bawa aku di atas."

Darren mengeram. "Sel, jangan pancing aku." jadi Darren tertahan kala ia melihat ke bawah.

Selly tertawa berhasil mengerjai Darren. Melihat tawa Selly, Darren ikut tertawa kemudian menarik kepala Selly ke dadanya dan mencium pucuk kepalanya sayang.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang