Chapter 16. Kasar

67.2K 4.6K 273
                                    

Happy Reading!
.
.
.
__________

"Status itu gak akan merubah
pandangan gue buat lo.
Bagi gue lo itu cuma orang asing."
Darren Alderad Aditama

******

Aira membuka matanya saat jam di ponselnya berdering yang menunjukkan pukul setengah enam pagi. Gadis berwajah manis itu melipat selimutnya lalu menaruhnya kembali ke dalam lemari sebelum masuk ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian Aira keluar dan melihat suaminya masih tidur pulas dengan selimut menutupi seluruh badannya, hanya menyisakan kepalanya hingga Aira bisa melihat wajah tampan sang suami.

"Papa ganteng ya, Nak." Ujar gadis itu mengusap perutnya lembut. Sambil tersenyum tipis Aira mendekati ranjang dan hendak duduk di tepi ranjang sebelum perkataan Darren semalam mengurungkan niatnya. Darren tidak suka jika ia menyentuh barangnya. Lebih baik ia berdiri.

"Kak, bangun yuk nanti telat sekolahnya." Ucap Aira lembut sambil mengguncang pelan lengan kekar suaminya. Tapi Darren hanya bergumam tak jelas sebelum membalikkan posisinya memunggungi Aira.

"Kak Darren, bangun." Aira terus mengguncang lengan Darren hingga Darren merasa terusik. Laki-laki itu membuka matanya hingga terlihatlah iris coklat madu yang nampak mengagumkan. Darren yang melihat Aira berdiri di samping ranjang seketika terbangun. Aira sedikit menjauh, terkejut melihat Darren tiba-tiba bangun.

"Ngapain lo disini?!" Tanya Darren menatap nyalang Aira.

"Aku cuma bangunin kakak biar gak telat sekolahnya."

"Lo nggak ngelakuin apa-apa kan?!" Darren memicingkan matanya curiga.

Aira menggeleng cepat. "Aku nggak ada ngapain kakak. Aku cuma bangunin kakak aja."

Darren menyipitkan matanya sebelum menggerakkan tangannya dengan gerakan mengusir.

"Sana lo pergi, malas gue lihat muka lo." Ujarnya ketus sambil berjalan ke kamar mandi. Aira menghela nafas sebelum keluar dari kamar menuju dapur. Disana ada Mpok Siti pembantu rumah tangga keluarga Aditama hampir seumuran dengan bi inah sedang memasak sup sayur.

"Pagi, Mpok." Sapa Aira ceria dengan maksud ingin menyesuaikan dirinya tapi malah mendapat lirikan sinis dari wanita yang memakai celemek itu. Sama seperti Dinda, Siti juga tak suka dengan gadis itu. Menurutnya sangat tak pantas jika gadis ini menyandang nama keluarga Aditama.

Aira tersenyum maklum. "Ehmm, aku bantu masak boleh?" Tanyanya lembut.

"Emang kamu bisa masak?" Tanya Siti remeh tanpa menatap Aira.

"Bisa, Mpok. Aku kalau dirumah suka masak buat keluarga."

"Lha, emang kamu dianggap?" Tanyanya sinis tanpa tau pertanyaannya itu membuat suasana hati Aira jadi keruh. Dari mana Mpok Siti tau kalau dirinya tak dianggap? Pikirnya.

"Maksud Mpok Siti apa?"

"Gak ada. Kalau mau masak mending masak daging aja kebetulan saya belum masak itu." Ujarnya berusaha mengalihkan.

Aira mengangguk lalu mulai memasak. Ternyata bukan hanya keluarganya yang makan berat di pagi hari, tapi juga keluarga Aditama.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang