Happy Reading
.
.
.
---------"Punggung gue bukan Voice-mail. Kalau mau
bilang sesuatu, mending langsung
bilang di depan gue."
Darren Alderad Aditama******
"Serius lo mau nantangin dia?""Kenapa nggak? Lagian gue pengen tau gimana sih skill nya dia."
"Dia gak terkalahkan."
"Di dunia ini gak ada yang mustahil."
"Berarti batu bisa dong ,Bos, jadi logam."
Celutukan itu membuat dua orang yang sedang berbicara di sebuah warung nasi menoleh. Menatap seseorang yang baru saja bergabung dengan mereka di teras warung.
Plak!
"Goblok, mana ada gituan."
"Lha, kan kata si Bos di dunia ini gak ada yang mustahil."
"Lo ngomong sekali lagi, gue pites lo."
Ancaman si bos berhasil membuat cowok yang memakai kacamata itu langsung kicep.
"Gimana Ron, mau masih mau lanjut lo?" Tanya Gani sambil menghisap rokoknya.
Roni mengangguk. "Gue gak mungkin lah batalinnya. Entar yang ada mereka malah bilang gue pecundang."
"Gue cuma mau kasih tau sama lo, hati-hati lo sama dia."
"Cih, lo ngomong kayak gue takut aja sama dia." Decih Roni datar. Pandangan matanya tajam kedepan dimana teman-temannya yang lain sedang mengisap vape.
Dan lagi ia penasaran seperti apa kemampuan Darren dalam balapan yang dikenal si pembalap tangguh itu.
"Bos udah jam tujuh." Beritahu Jerry, si kacamata yang melihat jam hitam di tangan kirinya sudah menunjukkan angka tujuh.
Roni bangkit dari duduknya dan berjalan menuju motornya yang terpakir tak jauh dari tempatnya. Di belakangnya Gani dan Jerry ikut beranjak.
Roni duduk di motor sport nya. Sebelum memakai helm ia menatap Gani.
"Kasih tau sama yang lain." Ujarnya seraya memakai helm. Gani mengangguk. Ia menatap teman-temannya yang lain.
"WOI! SIAP SIAP KITA KE ARENA!!" Teriak Gani membuat yang lain langsung naik ke motor masing-masing. Setelahnya mereka semua pergi meninggalkan warung menuju sirkuit tempat mereka bertanding.
Beberapa menit kemudian mereka tiba yang membuat mereka menjadi pusat perhatian. Arena malam ini terlihat sangat ramai, banyak para wanita berpakaian minim berkeliaran disana. Ada juga yang berciuman panas, benar-benar dunia bebas.
Roni menatap temannya, entah kenapa ia semakin yakin kalau ia bisa menang.
"Gue denger-denger dia punya pacar ya?" Tanya Roni menatap Gani yang berada di samping motornya.
Gani menoleh dan mengangguk.
"Kalau nggak salah dia model."
Roni menyeringai. "Bocah ingusan yang masih duduk di bangku sma. Gue gak yakin sih dia menang " Ucapnya remeh. Gani mendengus mendengarnya. Bosnya ini terlalu percaya diri. Tak tau saja dia bagaimana hebatnya seorang Darren Alderad Aditama.
"Jangan terlalu pede Bos, entar jatuhnya Bos yang malu. Lagian Bos kan nggak terlalu jago tuh." ucapan kurang ajar itu mendapat delikan tajam dari Roni. Temannya ini memang tak ada akhlak bukannya mendukung bosnya ini malah meremehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darren : My Husband [ END ]
Fiksi Remaja*FIKSI REMAJA* [ 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝔹𝔸ℂ𝔸 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝔸𝕌𝕋ℍ𝕆ℝ ] Baca sebelum di hapus Warning [ 🔞 ] mengandung kata-kata kasar, kekerasan, kata kotor, vulgar harap bijak dalam membaca. Konflik dalam cerita ini berat, jika tidak suka jangan baca d...