Happy Reading
.
.
.
.
------YANG GAK SUKA SAMA CERITA DARREN ATAU BOSAN KARENA MASALAHNYA GAK SELESAI-SELESAI, SILAKAN ANGKAT KAKI!! SAYA ORANGNYA BAPERAN LOH. SEDIKIT AJA ADA KATA YANG GAK ENAK BISA BUAT MOOD SAYA DOWN!!
Anjir, padahal aku bilang jam 22:00 taunya 21:28 >_<
Varrius melempar tubuh Selly ke dalam gudang markas Darren dan teman-temannya membuat gadis sialan itu mengaduh kesakitan. Wajahnya babak belur karena pukulan Rey tadi juga dahinya yang biru akibat benturan kepala Reynand di kepala gadis itu belum lagi kepala Selly yang pusing karena jambakan Varrius.
"Lo disini, jangan coba-coba buat kabur." Ujar Varrius dingin kemudian keluar membanting pintu dan menguncinya. Selly menggeram kesal sambil mengepalkan tangannya marah.
"Sialan. Jadi Darren jebak gue? Lihat aja lo, untung gue masih cinta sama lo." Gumam Selly sambil menatap sekitarnya. Selly berdiri mengamati gudang itu berharap semoga ada jalan keluar. Selama pacaran dengan Darren, Selly sering kesini bahkan pernah menginap dan juga pernah menyimpan barangnya yang tidak berguna di gudang ini, seperti sebuah tas selempang cokelat dengan gambar mainan lucu yang dikaitkan di resleting tas terletak diatas kardus tak jauh dari tempatnya berdiri.
Selly mengambilnya. "Jadi masih tersimpan? Itu artinya Darren belum lupain gue" ujarnya percaya diri sambil tersenyum senang.
Selly menaruh kembali tas itu saat ponselnya yang ia taruh di balik celana bagian pinggang berdering, terpaksa ia menyembunyikan benda pipih itu disana agar tidak diambil Rey atau Varrius. Selly menepuk keningnya baru sadar kalau ia ada ponsel untuk ia mintai pertolongan pada orang yang menghubunginya kini.
Nenek lampir is calling....
"Halo."
"Kamu ada dimana?"
"Gue lagi dikurung di gudang. Bantuin gue." Kata Selly duduk di dekat pintu.
"Bagaimana bisa?!"
"Mana gue tau. Udahlah, bantuin gue keluar dari sini pengap banget ini!" Seloroh Selly tidak sopan pada orang yang lebih tua. Selly tidak peduli.
Jasmine menghela napas. "Masalahnya saya ada di hotel, markas yang kamu bilang jauh. Coba cari yang bisa buat kamu keluar dari sana." Titah Jasmine dengan suara logat inggris-nya walau masih memakai bahasa indonesia.
Selly menatap seluruh ruangan dan melihat ada jendela yang terletak di paling atas sedikit terbuka dan Selly bisa melihat ada cahaya dari sana. Mata Selly berbinar.
"Ada, ada, kayaknya gue bisa keluar dari sana."
"Bagus, sekarang kamu keluar dan jangan sampai ketauan."
Panggilan terputus. Selly dengan cepat berdiri mencari alat agar ia bisa mencapai jendela yang terletak di paling atas. Selly mengutuk dalam hati, bisa-bisanya ada jendela disana di atas pula, kalau begini bagaimana ia bisa kabur? Seperti mendapat uang ratusan juta, mata Selly berbinar-binar kala melihat ada tangga di dekat kursi yang tidak berguna lagi. Tanpa menunggu waktu lama, Selly mengambil tangga itu lalu diletakkan di bawah jendela. Setelah menggulung rambutnya Selly naik perlahan-lahan dan saat tiba diatas ia melihat sebuah lahan kosong yang terletak di belakang gudang.
"Gila, tinggi banget." Gumam Selly melihat ke bawah.
"Kalau lompat kayaknya cuma luka di lutut sama telapak tangan aja deh." Gumamnya lagi dan tanpa pikir panjang juga waktu yang sedikit mepet dan takut ketahuan, Selly melompat sambil memejamkan matanya. Perkiraannya benar, ia mendapat luka di lutut dan telapak tangan. Selly dengan cepat berdiri dan berlari kencang tanpa menoleh ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darren : My Husband [ END ]
Teen Fiction*FIKSI REMAJA* [ 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝔹𝔸ℂ𝔸 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝔸𝕌𝕋ℍ𝕆ℝ ] Baca sebelum di hapus Warning [ 🔞 ] mengandung kata-kata kasar, kekerasan, kata kotor, vulgar harap bijak dalam membaca. Konflik dalam cerita ini berat, jika tidak suka jangan baca d...