Chapter 11. Sebuah janji

52.5K 4.1K 106
                                    

Happy Reading
.
.
.
----------

Beberapa minggu kemudian....

"DARREN SEMANGAT!! JANGAN KASIH KENDOR!"

"GILA DARREN KEREN HABIS, ANJ!"

"REYNAND YUHUU, AKU PADA MU!"

"HUGO GAK KALAH KEREN ANJIR!"

"ODIT AKU SAYANG KAMU WALAU KAMU GONDRONG!"

"SEMANGAT GUYS!"

Teriakan alay itu memenuhi tribun lapangan sma merpati yang dimana kelima cowok tampan sedang bermain basket dengan skill-nya masing masing. Para gadis berlomba-lomba memberikan semangat pada idolanya. Ayolah damage mereka membuat para gadis hampir meleleh.

Darren dan Reynand dengan wajah tanpa ekspresi saling mendrible bola. Hugo yang memakai handband hitam di kepalanya melempar bola yang lain kedalam ring. Odit dan Kevin yang tubuh keduanya berkeringat saling melempar bola satu sama lain. Sebenarnya mereka hanya main-main di jamkos ini tapi semua siswi termasuk para gadis haus belaian datang meramaikan lapangan seolah-olah mereka sedang tanding. Beginilah resiko tampan di sekolah, itu kata Kevin.

Dughh....

"Dah lah, capek gue." Kevin melempar bola kesembarang arah sebelum menjatuhkan tubuhnya ke lapangan. Wajahnya banjir keringat, nafanya ngos-ngosan. Odit dan Hugo ikut berbaring di lapangan dengan menghadap langit-langit ruangan.

"Anjir! Udah lama gak main basket, sekali main tepar gue." Ujar Odit mengelap wajahnya dengan tangan.

"Ho'oh gue juga, badan gue kayak ditimpa batu gak sanggup gue." Timpal Kevin membuka bajunya setengah hingga terlihatlah perut kotaknya.

Hugo mengangkat kepalanya sedikit dimana Darren dan Reynand masih mendrible bola. Mereka sebenarnya sedang apa, saling mendrible bola tapi tak pernah masuk ke dalam ring.

"Woi! Gak capek lo pada, istirahat napa!" Teriak Hugo membuat dua cowok tampan itu menoleh hanya sekilas lalu kembali bermain. Hugo mencibir dalam hati.

Beberapa menit kemudian, Darren dan Reynand berhenti bermain bola lalu bergabung dengan yang lain. Darren duduk di samping Hugo diikuti Reynand di depannya. Beberapa saat mereka diam tak ada yang bersuara. Hingga.....

Preettt!

Semua mata menatap Odit yang yang langsung terduduk dengan wajah memerah.

"Anjir!" Pekik Kevin beranjak berdiri sambil menutup hidungnya dengan lengan baju.

"Jorok banget sih, Dit!" Kata Darren menutup hidungnya ikut berdiri. Kentut Odit baunya gak main.

"Hehehe, sorry habis semalam gue makan sambal banyak jadinya gini." Kekeh Odit dengan dua jarinya berbentuk peace.

"Lagian Rey nggak masalah tuh." Lanjut Odit menatap Reynand yang wajahnya tanpa ekspresi. Benar-benar dingin sedingin kutub utara.

"Mata lo! Lo gak lihat sama tuh mukanya dia?!" Tanya Kevin ngegas.

Odit cengengesan menatap Reynand yang menatapnya tajam. Odit meneguk salivanya, demi apapun ia lebih baik berhadapan dengan Pak ustad yang terkenal galak dari pada berhadapan dengan Reynand.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang