EXTRA PART II

76.2K 4.6K 520
                                    

Happy Reading
.
.
.
------🤗

Oh ya, kemarin typo gengs. Umurnya Bian 12 tahun, Elthar 10 tahun, Edgar 9 tahun. Biar gak bingung lagi :)

------

Darren mengusap rambutnya yang basah dengan handuk kecil yang ia ambil di gantungan pintu. Dengan hanya bertelanjang dada menampakkan otot perutnya dan celana longgar sepaha memperlihatkan kakinya yang jenjang Darren berjalan menuju ranjang masih mengusap-usap rambutnya pakai satu tangan dan yang satunya memegang ponsel yang ia ambil di meja nakas memeriksa email yang dikirim Klarissa.

Raut wajah Papa muda beranak tiga itu tampak serius sesekali keningnya berkerut seolah sedang berpikir keras. Pintu kamar yang terbuka mengalihkan pandangan Darren dari ponsel ke arah Aira yang menutup pintu kamar lalu berjalan mendekat ke arahnya.

"Habis mandi?" Tanya Aira kala melihat penampilan sang suami.

Darren mengangguk, kembali menatap ponselnya. Aira membiarkan itu, wanita itu membuka kancing dasternya satu persatu hingga teronggok di lantai menampakkan tubuh ramping Aira yang selalu mengundang gairah Darren yang kini tak berkedip menatap tubuh istrinya yang setengah telanjang. Jakun Darren naik turun, menatap fokus buah dada Aira yang terbungkus bra hitam, dada Aira yang lumayan besar membuat bra Aira tak mampu menutupi seluruh payudaranya. Payudara itu tambah besar akibat remasan tangan Darren setiap malam. Ia tidak bisa tidur jika tidak meremas benda kesukaannya itu.

Aira melepas jepitan rambutnya membuat rambut coklat sepunggung miliknya menjuntai indah di punggungnya menutupi kaitan bra Aira. Darren panas dingin di tempatnya, laki-laki itu gelisah di kasur, pandangan matanya sama sekali tidak mampu beralih dari tubuh indah wanitanya.

"Kamu mau godain aku, Ai?" Tanya Darren akhirnya dengan suara tertahan. Menahan gairah.

Aira menoleh. "Ngapain aku goda kamu?" Tanya wanita itu bingung.

"Itu, ngapain buka baju depan aku?" Tunjuk Darren menatap tubuh sang istri.

Aira menunduk menatap tubuhnya. "Bukannya udah biasa ya aku kayak gini di depan kamu?"

Darren menyeringai. "Berarti kamu udah tau akhirnya kayak gimana" ujarnya menyeringai mesum.

Aira meneguk ludahnya. Akhir ya? Aira tau akhir apa yang dimaksud Darren.

"Ehmmm, aku mau mandi dulu." Pamit Aira menutup dadanya dengan kedua tangannya sembari melangkah ke kamar mandi. Menghindar. Tapi bukan Darren namanya jika melepaskan begitu saja mangsanya. Laki-laki itu dengan cepat berdiri mendekat ke arah Aira memeluk wanita itu dari belakang. Darren dapat merasakan tubuh kaku sang istri.

"Mau kemana, Mama, hm?" Tanya Darren serak menahan sesuatu yang ada dibalik celananya.

"A-aku mau mandi."

Darren tersenyum miring, ia mengecup bahu telanjang Aira.

"Mandinya nanti aja, bareng kita." Ujar Darren sambil mengecup cuping telinga Aira yang diam bagai patung, wanita tegang kala merasakan bibir sang suami yang kini mendarat di lehernya. Mengecupnya panas.

"Ren, aku mau mandi." Ujar Aira berusaha melepaskan lingkaran tangan Darren di perutnya. Ayolah, jantungnya berdebar kencang saat ini. Pikirannya melayang kemana-mana yang tentunya tak jauh dari ranjang, kegiatan olahraga malam yang sangat disukai suaminya.

"Main, yuk." Ajak Darren serak dengan tangan kanannya merambat naik ke atas hingga telapak tangan pria itu mendarat tepat di payudara kiri Aira. Darren meremasnya lembut, napasnya memburu seiring matanya yang menggelap penuh gairah. Setiap malam mereka terus berhubungan badan, baik Aira yang minta atau Darren sendiri. Tapi Darren tidak pernah bosan melakukan kegiatan itu dengan istrinya, malah ia selalu minta karena ketagihan. Selain karena tubuh Aira yang menggoda iman, Darren sangat tergila-gila dengan Aira, ia tidak bisa jauh dengan istrinya ini seolah Aira memang ditempatkan selalu ada di sisinya.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang