Chapter 4. Incident

79.7K 5.8K 330
                                    

Happy Reading
.
.
.
------

"Jadilah orang baik meskipun tidak
diperlakukan baik oleh orang
lain."

------

Darren membuka kaosnya yang basah dan menaruhnya dikamar mandi yang terdapat di kamarnya. Laki-laki tampan itu duduk di meja belajar seraya membuka ponsel. Sudah hampir seminggu sejak Selly pergi ke Amerika dan sampai hari ini gadisnya itu belum sama sekali menghubungi-nya.

"Ck, kemana sih kamu, Yang." Tanya Darren berdecak saat panggilan yang kesekian kalinya tak mendapat jawaban.

Darren menghela nafas, sepertinya ia harus menjernihkan pikirannya yang akhir-akhir ini selalu berpikir negatif tentang kekasihnya.

Cowok itu beranjak dari duduknya menuju lemari, meraih sebuah koas warna hitam lengan pendek yang bagian depannya bertuliskan 'ALAN WALKER' tak lupa juga memakai jaket kulit serta topi warna hitam yang di pakai terbalik, menampakkan kesannya yang badboy.

Darren keluar dari kamar menuruni tangga. Netranya menangkap sang mama yang sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah.

Darren mengampirinya. "Ma, Darren mau keluar bentar." Izin laki-laki itu menyalami mamahnya.

Dinda Afisah-mamah Darren tersenyum melihat putra tunggalnya yang terlihat tampan hari ini. Tak heran banyak gadis yang selalu memgejar anaknya ini.

"Iya, sayang hati-hati ya." Ucap wanita itu sambil mengelus rambut putranya. Darren mengangguk sebelum beranjak keluar dari rumah.

Darren mengendarai mobil sportnya dengan ugal- ugalan tanpa memperdulikan umpatan dari pengendara yang lain maupun pejalan kaki. Justru laki-laki itu semakin melajukan mobilnya kencang sesekali tertawa kecil melihat ekspresi mereka yang menurutnya sangat lucu.

Namun matanya membulat melihat seorang gadis menyebrang tanpa melihat kanan kiri. Dengan spontan laki-laki itu menginjak pedal remnya hingga menimbulkan bunyi nyaring, membuat gadis itu menoleh dengan matanya yang membulat syok. Tubuhnya kaku tak mampu menyelamatkan dirinya.

Darren membuka mulutnya melihat gadis itu tersungkur ke aspal usai mobilnya menabrak gadis itu. Bukan! Bukan karna gadis itu yang membuat Darren terkejut, tapi mobilnya menabrak besi dengan kuat hingga badan depan mobilnya penyok dan kening Darren terpantul ke setir kemudi dengan kuat menyebabkan keningnya memerah. Nyeri.

Cowok itu mengumpat. Sepertinya kesialan sedang datang menimpanya hari ini. Dengan geram ia keluar dari mobil menghampiri seorang gadis yang kening nya berdarah sama seperti dirinya.

"ANJING!! LO BISA NGGAK SIH KALAU NYEBRANG TUH LIHAT KANAN KIRI DULU?! MATA LO DIMANA, HA?!!" Bentak Darren emosi. Wajahnya memerah tangannya mengepal siap menghantam gadis itu.

Aira, membuka mulutnya. Apa katanya tadi, ia menyebrang tak melihat kanan kiri? Seingatnya tadi sedang lampu merah dan ia tidak melihat bahwa ada sebuah mobil melaju kencang. Yang salah seharusnya orang ini.

"Kok kamu malah nyalahin aku, harusnya kamu tuh yang salah. Kamu ngapain coba terobos lampu merah, jadinya gini kan?" Tanya Aira kesal sambil menyeka darah dari keningnya.

"MATA LO LAMPU MERAH! GAK LIHAT LO DISINI GAK ADA LAMPU MERAH?! UDAH SALAH NYOLOT LAGI LO!" Murka Darren semakin emosi. Gadis ini bukannya minta maaf malah menyalahkan dirinya.

Aira memperhatikan sekeliling-nya. Sepi. Hanya ada mereka berdua disini. Pantas saja laki-laki ini mengendarai mobilnya seperti kesetanan. Aira seketika meringis.

"Ya udah aku minta maaf." Ujar gadis itu dengan wajah bersalah.

Darren mendengus. "GUE GAK BUTUH MAAF DARI LO. SEKARANG LO HARUS GANTI RUGI MOBIL GUE!! Darren menunjuk mobilnya yang memang rusak parah. Bukannya ia tak mampu menggantinya hanya saja ia harus memberikan gadis ini pelajaran karna sudah menyalahkan-nya.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang