Happy Reading
.
.
.
.
--------Plisss lah, ngapain lagi sih nanya-nanya tentang agama Darren lagi? Adalah yang nanya "Darren dulu islam?" "Ini kristen apa islam?" "Bukannya dulu nikah di gereja ya?" WOY LU UDAH BACA KAN DARI AWAL DARREN NIKAH? NGAPA NANYA LAGI? JANGAN KARENA KALIAN LIHAT KOMEN, KALIAN JUGA IKUTAN KOMEN GITU JUGA. SEKALI LAGI AKU BILANG DARREN KRISTEN DAN BUKAN ISLAM. DULU IYA TAPI UDAH AKU PERBAIKI. Ini bukan untuk kalian di part kemarin, tapi para readers yang belum sampai ke bagian ini yang nanya mulu.
"Akhhh! Darren!!" ringis Selly saat Darren melemparnya ke lantai membuat dahinya membentur lantai dengan keras. Selly mengusap keningnya yang sedikit berdarah. Darren hanya diam dengan wajah datarnya sembari menyeringai iblis.
Selly berdiri sembari meringis kesakitan. "Ren, maksud kamu apa dorong aku kayak tadi?! Kamu pikir gak sakit?!" Cecar Selly kesal menatap Darren yang menatapnya tanpa ekspresi.
"Itu belum seberapa, bitch" balas Darren dingin membuka jaketnya kemudian di lempar ke sembarang arah.
Selly merengut takut kala merasakan aura yang mencekam. Dalam benaknya seperti akan ada sesuatu yang berbahaya mengintai dirinya.
"Ren, kamu mau ngapain kesini? Kamu mau ngomong apa?" Meski sedikit takut Selly memberanikan diri bertanya. Sebab Darren tadi memberinya pesan bahwa dia akan datang dengan alasan ingin bertemu juga ada yang ingin di bicarakan.
"Bentar. WOII MASUK!!" Teriak Darren membuat Selly bingung. Pintu kamar yang terbuka mengalihkan pandangannya dari Darren yang tengah tersenyum lebar padanya sembari duduk di sofa dengan satu kaki bertumpu di atas kaki yang lain ke arah empat pria tampan yang baru masuk. Selly melotot melihat siapa yang datang.
"Hai, jalang." Sapa Kevin hangat dengan senyum menyebalkan.
"K-kalian kenapa bisa disini?" Tanya Selly terbata-bata.
"Aduh gak usah takut kita gak gigit kok." Sambung Hugo kala melihat wajah Selly yang pucat pasi.
"Ho'oh, tenang aja kita gak bakalan ngapa-ngapain." Sahut Odit duduk di samping Darren yang tengah membersihkan kukunya.
"Aishh...kuku gue udah panjang banget. Gue suruh si, Ai lah nanti bersihin." Celutuk Darren tanpa tau mantan kekasihnya serasa ingin pingsan di tempat.
"Enak gak punya bini?" Tanya Odit.
"Enak banget, ada yang ngurusin lo, ada yang nemanin lo tidur, ada yang lo kelonin. Pokoknya enak lah gak bakalan bisa jauh sama bini. Tuh kan jadi kangen gue sama Aira." Sebal Darren menatap tajam Odit.
Odit gelagapan. "Eh? Gila lo yah ngapain natap gue gitu amat?!"
"Gara-gara lo gue kangen bini gue!"
"Anjir! Bucin amat lo." Ujar Kevin memutar bola matanya malas.
"Biarin! Bini sendiri ini."
"Jadi pengen punya bin,-"
"Berisik!!" Interupsi Reynand menatap nyalang teman-temannya. Mereka semua diam.
Manik abu Rey menyorot dingin Selly yang meringkuk ketakutan di dekat meja rias.
"Duduk." Titah Reynand menunjuk lantai.
Selly diam.
"Duduk."
Selly menggeleng.
"Gak dengar apa yang gue bilang? Duduk. Bitch. Sebelum gue bunuh lo." Ulang Reynand penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darren : My Husband [ END ]
Teen Fiction*FIKSI REMAJA* [ 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝔹𝔸ℂ𝔸 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝔸𝕌𝕋ℍ𝕆ℝ ] Baca sebelum di hapus Warning [ 🔞 ] mengandung kata-kata kasar, kekerasan, kata kotor, vulgar harap bijak dalam membaca. Konflik dalam cerita ini berat, jika tidak suka jangan baca d...