Chapter 77. End

108K 4.9K 848
                                    

Happy Reading
.
.
.
🔥 ____________________ 🔥

"Mau di apain?" Tanya Bravo serak basah dengan tangan terlipat di dada bidangnya yang menonjol dibalik kaos hitam ketat dengan kalung rantai kapal dengan bahan Titanium mengalung indah di leher putihnya.

Reynand yang berdiri di depan Jasmine yang terbaring di kasur usai diberi obat bius oleh Rey lantaran Jasmine terus melarikan diri dan memberontak membalikkan badan balas menatap tatapan datar Bravo.

"Dia urusan gue." Jawab Rey dingin.

Bravo menaikkan alisnya sebelah. "Kenapa? Jadi buat apa gue disini?"

"Maunya lo mau ngapain?" Bukannya menjawab Rey balik bertanya.

"Pengen lakuin hal yang sama kayak Selly buat Nenek lo itu." Ujarnya sembari mengedikan dagunya ke Jasmine.

Rey menatap sejenak Bravo. "Lo gak berhak nyentuh dia. Dia bukan barang yang selalu lo jadiin mainan lo"

Bravo terkekeh. "Lo tau? Gue pengin banget nebas kepalanya dia terus gue bakar, gue cincang kepalanya baru gue kasih makan buat peliharaan kesayangan gue"

"Kalau itu terserah tapi dia gak cocok buat peliharaan lo takutnya hewan kesayangan lo muntah gara-gara makan dia yang dosanya banyak banget. Bukannya kenyang malah ikutan dosa" Rey berjalan menuju sofa tak jauh dari ranjang.

Bravo terdiam lalu tak lama kemudian tertawa kencang hingga wajahnya memerah. Sangat tampan, apalagi ketika maniknya menyipit semakin menambah pesona seorang Bravo Adisson. Ia kira Rey membela Neneknya tapi malah mengkhawatirkan hewan kesayangan-nya. Sungguh cucu durhaka. Pikirnya.

Bravo ikut duduk di samping Rey. Tatapan keduanya lurus menatap tubuh tak berdaya Jasmine.

"Masih suka Aira?" Tanya Rey tiba-tiba tanpa menoleh.

Bravo diam sejenak. "Hm"

"Apa yang bikin lo suka dia?"

Bravo memiringkan kepalanya. "Manis, lembut, keibuan juga auranya terpancar buat gue terpesona sama dia"

"Cinta pertama lo?"

"Hm, dia cinta pertama gue" jawab Bravo menatap langit-langit ruangan menerawang kejadian saat pertama kali ia bertemu Aira.

"Tapi sayang udah nikah" kata Rey menatap Bravo. Mencibir.

Bravo tersenyum miring. "Gak papa. Saat ini gue cuma bisa berdoa semoga Darren mati dan Aira milik gue. Gue ikhlas terima jandanya dia" ucapnya serius.

Rey menendang kuat kaki Bravo di bawah tak terima sahabatnya di doakan mati.

"Lo pikir Aira mau sama lo?"

"Kenapa enggak? Darren brengsek gitu aja dicintai apalagi gue yang baik-baik gini" ujarnya pede sembari menyugar rambutnya.

Rey tersenyum meremehkan. "Biasanya yang brengsek dapat jodoh baik-baik mungkin itu udah rezeki Darren yang dapat cewek kayak Aira"

"Makanya itu, kadang gue pengin jadi brengsek siapa tau dapat kayak Aira, kan?"

"Bego. Bukan itu maksud gue." Ujar Rey datar dan dingin.

Bravo tersenyum. Ia juga tau bukan itu maksud Reynand.

"Udahlah, ini Nenek lo kapan bangunnya? Tendang aja udah biar bangun" Bravo berdiri menuju ranjang bersiap menendang Jasmine. Namun, tertahan kala ia melihat pergerakan tangan Jasmine yang artinya Nenek bau tanah itu sudah bangun.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang