Happy Reading ❤
.
.
.
______Regina mengusap-usap lengannya saat udara malam menusuk kulitnya kala ia baru saja membuka pintu rumah. Gina merapatkan jaketnya seiring ia melangkahkan kakinya keluar dari gerbang rumah yang tidak terlalu tinggi. Saat ia menutup pintu gerbang, suara pecahan dan teriakan kencang seorang wanita yang berasal dari dalam rumahnya terdengar di gelapnya malam. Gina menghela nafas, sudah biasa bahkan ia bosan mendengar itu.
Gina berjalan sendirian di trotoar jalan sambil sesekali melihat kendaraan yang berlalu lalang. Sebenarnya Gina capek, pulang sekolah ia bekerja jadi pelayan kafe hingga menjelang sore, pulang dari kafe Gina pergi kerumah tetangga-nya menjadi pembantu. Malam pukul delapan setelah bekerja jadi pembantu, Gina pergi ke restoran hingga dua belas malam barulah ia pulang. Pulang bukannya disambut atau dikasih teh malah pertengkaran orangtuanya yang ia lihat.
Kadang Gina berpikir, kapan ia hidup bahagia, kapan ia merasakan yang namanya cinta orangtua, kapan ia bisa tertawa dan tersenyum tanpa kepalsuan yang selama ini ia lakukan. Kapan? Gina bukannya mengeluh, tapi ada kalanya ia ingin seperti teman-temannya. Gina tidak butuh kekayaan, mobil, baju mewah, atau popularitas. Ia hanya ingin bahagia yang berasal dari keluarganya.
Langkah Gina terhenti saat ia tiba di kursi taman. Disana ia duduk sembari menatap langit malam. Bintang disana sangat terang, tidak seperti hatinya yang gelap.
"Sayang, kapan kamu putusi dia? Aku udah gak sabar kita kumpul kayak biasanya."
"Sabar ya, aku juga gak bisa putusin hubungan aku sama dia gitu aja. Aku masih mikirin gimana caranya ambil harta dia, kamu tau kan kehidupan kita itu berasal dari dia. Kalau gak karena dia, kita mana bisa hidup enak-enak gini."
"Iya, tapi aku gak sabar sayang. Malah aku muak lihat kedekatan kalian. Aku cemburu lihat kamu mesraan sama dia."
"Aelah, kamu mah gitu. Dapat uang kamu malah senang, malah nyuruh aku dekat-dekat sama dia."
"Iya, bagian situ enak. Tapi gak enaknya lihat kalian kayak gitu."
"Udah lah, gak usah dibahas. Mending kita jalan-jalan. Ayok!"
Gina yang mendengar percakapan mereka menoleh dan mendapati seorang gadis yang memakai baju seksi serta pria yang bisa dibilang lumayan tampan pergi kearah jalan raya sambil bergandengan tangan.
Entah kenapa Gina sedikit penasaran, pasalnya ia sedikit kenal dengan suara perempuan itu. Gina berdiri membuntuti mereka dari belakang. Dari sini ia bisa melihat bagaimana laki-laki itu menarik pinggang si perempuan dan sesekali meremas bokongnya dibalik gaun ketat merah yang dipakai gadis itu.
Dua pasangan itu masuk ke mobil putih dan melaju di-jalan raya. Gina menghentikan taksi lalu masuk kemudian memberitahu untuk mengikuti mobil putih itu. Mereka tiba di mall, Gina menunggu pasangan itu keluar terlebih dahulu dan masuk ke mall, barulah ia ikut masuk sembari memakai kupluk jaketnya. Gina merasa sudah seperti stalker yang sesekali sembunyi agar tidak ketahuan.
Melihat pasangan itu berhenti di toko sepatu, Gina ikut berhenti lalu sembunyi dibalik manekin baju. Gina menyipitkan matanya berusaha untuk mengenali siapa gadis itu, dan saat gadis itu berbalik tepat ke-arahnya Gina langsung membulatkan matanya dengan mulut menganga lebar.
Itu.... Itu Selly kan? Kenapa dia disini? Sama laki-laki lain pula. Dia udah putus sama Darren? Atau selingkuh?
Demi membuktikan kebenarannya, Gina langsung membidik kamera ponselnya dan memotret pasangan itu. Tak hanya foto, gadis itu juga sengaja mem-video supaya jelas dan tidak menimbulkan fitnah. Gina menggelengkan kepalanya tidak percaya, jika apa yang ia lihat memang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darren : My Husband [ END ]
Teen Fiction*FIKSI REMAJA* [ 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝔹𝔸ℂ𝔸 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝔸𝕌𝕋ℍ𝕆ℝ ] Baca sebelum di hapus Warning [ 🔞 ] mengandung kata-kata kasar, kekerasan, kata kotor, vulgar harap bijak dalam membaca. Konflik dalam cerita ini berat, jika tidak suka jangan baca d...