Happy Reading
.
.
.
****
"Laki-laki sejati adalah laki-laki yang
tulus mencintai pasangannya tanpa
nafsu"
****Anita menatap dalam diam seluruh ruangan, pernah ditempati seseorang yang kehadirannya semasa kecil tidak pernah Anita anggap dan sering disiksa bahkan dipukuli saat ia melakukan kesalahan kecil yang menurut orang itu hanya masalah sepele yang dilakukan anak kecil.
"Bun, jangan, sakit Bun" rintih anak kecil berumur sebelas tahun dengan tangannya yang mungil mengusap-usap pahanya bekas cubitan sang Bunda yang terus mencubitinya dan menjambak rambutnya.
"Terima ini anak sialan! Bisa-bisanya kamu main di luar sana dan melupakan pekerjaan kamu! Piring kotor numpuk di dapur, baju belum dicuci, halaman belakang belum disapu, kolam renang belum di ganti airnya! Tapi kamu malah keluyuran gak jelas disana. Sini kamu! Saya kasih kamu hukuman biar jera!"
Tak sampai disitu Anita juga pernah menghukum Aira dengan memberikan nasi tanpa lauk dan dicampur air bak kamar mandi dan menyaksikan bagaimana Aira dengan susah payah menelan nasinya sambil duduk dilantai kamar mandi sembari sesegukan.
Dan mirisnya lagi, Ayah dan Kakak-kakaknya hanya diam melihat tanpa ada raut iba di wajah mereka. Penderitaan Aira bagi mereka sangat terhibur dan sayang untuk dilewatkan makanya ketika Anita marah-marah pada Aira, mereka semua ikut melihat dan menikmati seakan itu adalah tontonan yang menarik.
Sungguh kejam.
Apa ada keluarga seperti itu?
Anita masuk kedalam dan duduk di pinggir ranjang yang sudah reot sedang bantal dan selimut tak layak lagi dipakai yang mana sudah koyak akibat digigit tikus. Anita meraba bantal itu dan membayangkan wajah Aira yang tertidur pulas sementara bibirnya yang sedikit berdarah tersenyum tipis seakan gadis itu tengah bermimpi indah di alam bawah sadarnya.
Anita terpejam sambil berbaring pelan di ranjang itu, berniat tidur tapi malah raungan kesakitan Aira, tangisan pilu, permohonan, jeritan berdengung di telinganya membuat Anita dengan cepat duduk.
Anita mengusap wajahnya kasar lalu pergi dari sana.
*****
"Kak, makasih ya udah nampung aku disini. Kalo gak ada kakak aku gak tau mau tinggal dimana." Aira tersenyum tulus pada Varrius yang berdiri di hadapannya. Kalau bukan karena kebaikan laki-laki ini yang mau membantunya entah jadi apa Aira di jalanan sana.
Varrius mengangguk datar sambil tersenyum tipis, sangat tipis. Aira yang melihat itu sedikit tertegun. Alvarrius Adi Bagaskara wakil ketua Dark Eagle yang tampannya membuat para gadis menahan napas apalagi jika tersenyum pasti mereka jatuh pingsan. Begitu juga Aira yang mendadak jantungan.
Aira sedikit oleng.
Astaga!
"Ehm Sebagai terima kasih aku gimana kalau aku masakin makanan buat kakak? Sebelum aku pulang." Tanya Aira lembut sambil memilin jari-jarinya.
Varrius mengangkat alisnya sebelah yang malah membuat Aira semakin jantungan.
"Emang lo bisa masak?" Tanya Varrius becanda sambil melipat tangan di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darren : My Husband [ END ]
Teen Fiction*FIKSI REMAJA* [ 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝔹𝔸ℂ𝔸 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝔸𝕌𝕋ℍ𝕆ℝ ] Baca sebelum di hapus Warning [ 🔞 ] mengandung kata-kata kasar, kekerasan, kata kotor, vulgar harap bijak dalam membaca. Konflik dalam cerita ini berat, jika tidak suka jangan baca d...