Chapter 15. Gue. Gak. Perduli

68.2K 4.8K 162
                                    

Happy Reading
.
.
.
-------------

"Kita diuji sesuai kelemahan kita,
itulah cara-Nya agar kita mampu
melawan kelemahan itu."

******

Aira menatap takut Darren yang berada tepat di depannya, wajah mereka begitu dekat membuat Aira bisa merasakan hembusan napas Darren yang beraroma mint. Gadis manis itu terbaring di ranjang dengan Darren diatasnya. Darren mencengkeram kedua tangan Aira diatas kepala gadis itu hingga dada mereka bersentuhan. Posisi ini sangat intim, siapa pun yang melihat pasti salah paham.

Darren menatap Aira tajam. Laki-laki itu berdesis melihat wajah polos gadis itu seakan ia tidak melakukan kesalahan. Ayolah, karena gadis ini ia terikat dalam sebuah pernikahan yang bahkan ia sama sekali tak menduga ini akan terjadi.

"Kak, lepasin tangan aku, aku lagi hamil." Cicit Aira ketakutan. Ia berusaha melepaskan dirinya dari jeratan tangan Darren, tapi tidak bisa padahal ada janin yang harus ia jaga.

Bukannya melepaskan cowok tampan itu malah semakin kuat mencengkeram tangan Aira dan semakin menempelkan kedua tubuh mereka tak peduli dengan janin gadis ini.

"Lo pikir gue peduli?" Darren menatap Aira datar yang menatapnya memelas.

"Kak tangan aku sakit banget." Rintih Aira masih berusaha melepaskan tangan suaminya. Ia tidak bohong, tangannya memang sakit.

"LO PIKIR GUE PEDULI, HAH?!" Bentak Darren emosi. Semenjak pengakuan Andre tadi, ia sudah menahan emosi nya sampai ke ubun-ubun dan baru kesampaian sekarang. Anjing.

Aira ketakutan setengah mati, sungguh. Wajah Darren saat ini benar benar mengerikan. Rahang nya yang tegas terlihat mengeras, wajah tampan nya yang putih tampak memerah hingga merambat ke telinga dan lehernya pertanda ia sedang marah. Sekarang Aira tau kenapa Darren sangat ditakuti dan disegani disekolah, lihatlah perangai nya sekarang siapapun pasti takut.

"Kalau lo nggak ngaku tentang kehamilan lo, semua ini pasti gak akan terjadi. Gue gak bakalan nikahin lo dan lo gak bakal tinggal di rumah ini!"

"Kenapa aku yang di salahkan? Kakak yang udah perkosa aku"

Darren tertawa singkat. "Tapi lo nikmatin juga kan? Gak usah munafik buktinya lo mendesah di bawah gue."

"Kakak jangan ngada-ngada. Malam itu aku udah minta berhenti tapi kakak malah terus ngelakuin itu bahkan Kakak mukul aku." Aira menahan air matanya saat Darren menatapnya remeh. Sakit sekali mendapat perlakuan tak enak dari suaminya.

"Nggak usah lo nyalahin gue. Kita lakuin itu karena sama sama mau." Ujar Darren tak mau disalahkan. Padahal dia sadar bahwa ia yang salah, dan entah sejak kapan ia jadi egois dan mudah emosi. Ini semua karena gadis itu. Lagi lagi Aira yang disalahkan.

"Kak!" Aira panik ketika Darren menekan badannya ke tubuh Aira membuat perutnya tergencet. Darren diam, cowok itu memasukkan kedua jemarinya ke sela sela jemari gadis itu hingga Aira tidak tau lagi bagaimana caranya agar lepas dari kungkungan Darren.

"Kak aku lagi hamil, lepasin tangan aku." Aira menatap memohon Darren yang malah terlihat acuh.

Aira berpikir sesaat, hanya ada satu cara namun ia tak yakin bisa melakukan itu. Tapi jika ia tidak melakukannya bisa-bisa bayinya nanti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Lo tau..," Darren membulatkan matanya saat benda kenyal dan basah menyentuh bibirnya. Gadis itu menciumnya dengan kepalanya sedikit diangkat hingga bibir mereka bertemu. Darren terbuai? Tentu saja. Jiwa jantannya tiba tiba bangun hanya karna benda lembut itu mengecup bibirnya dalam.

Darren : My Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang