-𝑛𝑎𝑖𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔-

4.8K 919 101
                                    




-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)


••

Pukul 09.00 sikembar dan Papa udah ada di sekolah, sekolah dasar dimana nanti sikembar menghabiskan waktu kurang lebih enam tahunnya disana untuk menuntut ilmu.

Ditangan Adrian sudah ada empat map berisi persyaratan, Adrian sedang sibuk menelfon seseorang yang katanya mau bareng sekalian nemenin, tapi sekitar lima belas menit Adrian menunggu belum juga nampak batang hidungnya. Sikembar berdiri didepannya, berjejer, terbengong melihat calon teman-temannya disana yang datang bersama Mama.

"Rafan!!" Sikembar menoleh pada suara cempreng yang memanggil, kemudian mereka tersenyum lucu

"Agler" sapa mereka saat Arya menghampirinya bersama Agler

"Lama banget koh, gua malu anjir di liatin ibu-ibu dari tadi" gerutu Adrian

Arya hanya meringis, "macet biasa lah kaya gatau lu mah, lagian lenjeh amat nelfonin mulu lu, mulai genit lu sama sodara sendiri"

Adrian mengerling, sebelum setelahnya mereka semua mencari tempat duduk untuk menunggu. Ahh sebelum itu Papa pergi ke meja administrasi untuk memberikkan map persyaratan, tinggal nunggu dipanggil dan nanti mereka masuk.

Empat map tadi sudah Adrian satukan, katanya biar nanti empat sekalian masuk aja pas dipanggil, ga satu-satu ribet.

•••

Bahu Adrian yang sedang memainkan ponsel tiba-tiba di colek, membuatnya menoleh bahkan si bungsu yang duduk memeluknya ikut menoleh ke samping.

Adrian tersenyum sopan menemukan ibu-ibu disana.

"Anaknya ganteng banget Mas, Mamanya ga ikut nganter?" Tanyanya dengan senyum sksd

Adrian kembali balas tersenyum, menunduk sebentar guna melihat wajah si bungsu, "iya Bu Alhamdulillah, kebetulan saya lagi libur jadi saya yang nganterin" ujarnya

Ibu itu mengangguk, Adrian kembali sibuk memainkan ponselnya, tapi ibu di sebelahnya bahkan ibu-ibu lainnya tak jarang curi-curi pandang ke arahnya.

Sikembar tiga yang tadi duduk sendiri, menghampirinya, menempel-nempel padanya juga si bungsu dalam pangkuannya, "Papa kok lama, ileen cape"

"Agam juga, Agam ngantuk"

"idan laper Papa, ininya masih lama nggak? idan mau jajan"

Adrian menyibak surai si putra satu persatu, "sabar dong, namanya nunggu kan ga pasti, kita ngantri di panggil, sabar ya sayang"

Sikembar mengangguk, kecuali si bungsu yang nampaknya sudah tak tahan dengan kantuk dan bosannya, makannya anteng banget ndusel di dada papa, tidur kemungkinan.

"Terus idan laper gimana?" Tanya si ketiga

Adrian melirik ke sekitar, mencari arah kantin, siapa tau buka, tapi kayanya jauh banget kalo harus ke kantin.

"Nyari apa kak?" Tanya Arya

"Kantin, anak gua laper"

"Jauh kantin mah, tadi gua tanya. Agler bawa jajan tadi, makan aja dari pada rewel" ujarnya, mengambil tas kecil milik si buah hati

"Eung, tas Agler?" Bingung sikecil, karena tasnya dibuka ga ijin

Arya meringis, "eh iya lupa, Papa mau pinjem boleh? minta jajannya ya dikit, buat idan yaa, Agler kan anak baiknya Papa, boleh dong minta jajannya"

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang