-𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟-

6.1K 1K 51
                                    


-Happy reading🍊
-sorry for typo(s)

-R⁵-

Adrian juga sikembar sampe Jakarta sekitar jam dua belas lebih, tadi agak macet karena turun hujan, jadi ya sampe rumah di jakarta malem banget.

Setelah buka pintu gerbang dan masukin mobil, Adrian membuka pintu rumah terlebih dahulu untuk kemudian menggendong putra kecilnya satu persatu masuk kedalam rumah, sikembar udah lelap banget tidur, mau di bangunin buat jalan sendiri ya gabakal tega Adrian.

..

Tanpa mengganti pakaian karena dari Bandung juga udah pake piyama sekalian, Adrian menidurkan empat putra kecilnya itu di box masing-masing, dan setelah itu baru dia membereskan barang-barang.

. R⁵.

Pagi ini Jakarta diguyur hujan rintik, kaca jendela kamar Adrian juga sudah dipenuhi embun-embun.

Pukul 10.30, masih terlihat pagi karena mendung, Adrian terbangun dari lelapnya, meregangkan otot-otot tubuhnya sembari menguap dan mengacak rambutnya.

"Selamat pagi Jakarta" ucapnya, sembari menoleh pada jendela yang tak ia tutup tirainya, menampilkan tanaman-tanaman disamping rumahnya basah oleh air hujan

Adrian turun dari ranjang, mengecek empat box bayi dimana buah hatinya masih lelap tertidur, dengan posisi tengkurap dan kepala yang menghadap samping.

Adrian menyalakan lampu tidur yang berada di masing-masing box, membuat cahaya kuning remang lampu mampu membuat empat anak ayam mengulet karena silau.

"Selamat pagi jagoan, bangun yuk, kita buat sarapan" ucapnya, menyibak semua selimut yang dikenakan bayi-bayi kecilnya

"Eungh, papa enggak" rengek sikecil

Adrian terkekeh, "enggak apa mas idan, disuruh bangun bukan jawab pertanyaan, ayok"

Sikembar kompak mendudukkan dirinya, ada garis oleh-oleh alas tidur di wajahnya, matanya memicing dan rambutnya berantakan, membuat Adrian terkekeh gemas melihatnya, kemudian memilih mengangkat satu persatu putranya untuk turun.

"Asaa masih sakit nggak??" Tanyanya saat mengangkat si bungsu

"Sedikit" ucapnya, merebahkan kepalanya di bahu sang papa

Adrian mencium pucuk kepala sang putra, dan berjalan mengikuti tiga putranya untuk keluar kamar.

...

"Telor ceplok satu boss"

"Pake kecap jangan lupa"

"Pinggirannya yang kering"

"Nasinya sedikit aja"

Adrian terkekeh, sembari menuangkan minyak pada teflon untuk menggoreng telor ceplok

"Siap, satu porsi lima belas juta"

"Okee, nyicil ya bos, nnti minta papa" timpal Agam

Adrian menggeleng, "tau dari mana nyicil-nyicil gitu dek, kamu tuh"

Agam memiringkan kepalanya, memainkan sendok ditangannya, "kemaren kan, papa bilang sama om Lian, katanya gini nyicil aja dulu kalo ngga ada uang, jangan minta mama mulu lah kasian, nanti gaji magang dari Abang kamu pake buat nyicil gitu katanya"

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang