-𝑆𝑒𝑒 𝑦𝑜𝑢, 𝐴𝑑𝑒𝑘-

3.1K 436 69
                                    


-happy reading 🐣
-sorry for typo(s)


🐣

Sudah satu Minggu rumah tidak ada si bungsu. Adrian dan tiga kembar sudah satu Minggu tidak berjumpa dengan si bungsu, bahkan berkabar pun tidak. Pada awalnya, hampir setiap hari, setiap akan makan, setiap akan tidur dan setiap akan pergi kemanapun, tiga kembar selalu saja menangis menanyakan adiknya, meminta Papa agar menjemput Asaa. Tapi lambat laun, karena Papa yang selalu membiarkan dan mengabaikan rengekan mereka, tiga kembar jadi lelah sendiri, dan berakhir sudah jarang merengek, walau murung masih selalu terlihat di wajahnya di beberapa moment ketika mereka mengingat adiknya.

Perubahan pasti ada, bukan hanya suasana rumah, kebiasaan Adrian juga mulai berubah. Selama satu minggu belakangan, Adrian selalu menyisihkan waktu untuk bermain dengan si kembar setiap harinya. Setiap sore, sepulang bekerja, Adrian selalu mengajak si kembar pergi keluar, entah hanya mencari makan, atau hanya menemani si kembar bermain di taman bermain.

Dan hari ini juga, setelah memandikan dan memakaikan baju pada si kembar, Adrian berniat mengajak kembar pergi jalan-jalan. Hari ini weekend omong-omong.

"Hari ini kita kemana Papa?" tanya Aileen.

"Main dong, ini kan weekend"

"Iya, main kemana loh maksudnya"

Adrian terkekeh, mencubit pipi si kecil gemas, sebelum kemudian mengangkat tubuh si kecil untuk ia dudukan di kursi, mau dipakein sepatu.

"Jalan-jalan aja, kemana aja nanti" ujar Adrian.

"Mau ke Zoo?" tanya si kecil.

"Boleh kalo sempat ya"

Tapi si kecil Aileen tiba-tiba menggelengkan kepalanya, "Ileen enggak mau, kalo ke zoo Adek harus ikut juga"

Kali ini Adrian tersenyum, pun menjawil hidung si kecil, "Kan diajak adeknya, adek Agam sama adek Idan"

Si kecil Aileen mencebikkan bibirnya. Sudah beberapa hari ini Papa selalu menyalah artikan maksudnya.

"Papa, Asaa itu masih adeknya Ileen. Ileen ini Abangnya Asaa"

"Oke udah siap. Ganteng banget jagoan Papa ini" potong Adrian, sembari menangkup wajah si kecil dengan gemas, mencium bibir yang merengut itu membuat si kecil Aileen tambah merengut.

"Papa ini suka tidak mengerti ah" gerutunya gemas.

Adrian tertawa gemas, pun mencium kedua pipi si kecil.

"PAPA IDANNYA TUH IHH"

"Idan enggak ngapa ngapain loh!!"

"Idan gigit Agam ya!! Sakit tau!!"

"Abisan Agam diem aja sih"

Adrian menatap si kecil kedua yang menghampirinya dengan wajah murung, kemudian Adrian angkat tubuh si kecil itu, "Kenapa sih Abang? Berantem mulu sama Adeknya"

Agam mengerucutkan bibirnya, menatap adiknya yang kini mendongak menatapnya, "Idannya gigit terus" adunya.

Adrian beralih menatap si kecil lain, yang malah meringis saat Papa hendak menegurnya.

"Hehe peace Papa"

"Jangan dong Ai. Kan sakit digigit itu" tegurnya.

"Iya deh maaf"

"Say sorry sama Agam dong"

"Em em, nope" katanya dengan menggelengkan kepalanya.

Agam mendengus pun melengos, "Tuh kan Papa, Idan tuh nyebelin banget"

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang