-𝑘𝑎𝑡𝑎𝑘 𝑢𝑝𝑖𝑛 𝑖𝑝𝑖𝑛 𝑐𝑒𝑛𝑎ℎ 𝑔𝑢𝑦𝑠-

3.9K 655 62
                                    

-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)

-Rafan's-

Nunggu bocah tidur itu salah satu hal yang membosankan, bagi Adrian, nggak tau sama yang lain. Maka dari itu, karena empat bocahnya lagi napnap, Adrian mau cosplay dulu jadi bapak-bapak yang suka sksd.

"Hoi Pak, nginep berapa lama"

Keluar-keluar, Adrian langsung tanya begitu sama bapak-bapak tenda sebelah, yang lagi bikin kopi di teras tenda.

"Ehh Mas, niatnya mau dua harian, tapi nggak tau nanti ini. Plong banget di luar rumah gini hahaha, Masnya sendiri gimana?"

Adrian terkekeh, seraya berjalan menghampiri si bapak tenda sebelah, "saya mah semalem doang Pak, ini bookingnya aja dadakan buat nyenengin anak" ujarnya, duduk di kursi di sebelah si bapak tanpa permisi, emang Adrian tea

"Hahaha ya gitulah Mas jadi Ayah mah, kudu siap siaga masalah anak. Omong-omong usia berapa anaknya Mas, itu yang empat tadi ke sungai kan ya"

"Iya, kembar empat, baru lima tahun Agustus ini. Kuat-kuat mental aja Pak ngurus bocah laki empat sekaligus"

"Nggak kebayang deh Mas, saya yang cuman satu cewek aja kadang udah ngelus dada setiap hari"

Dan seterusnya...kenalan ge belum tapi udah adu nasib aja. Bapak-bapak doang emang.

14.25.

Jam setengah 3 kurang, si kembar bangun, dan yang pertama bangun itu si bungsu, yang tadi tidur duluan. Biasanya Asaa kalo bangun di tempat nggak di kenal dan nggak ada Papa pasti bakal nangis, tapi kali ini enggak, kayanya jadi bontot dan punya Abang tiga yang bentukannya macem Aileen, Agam sama Aidan sejauh ini udah menguatkan mental Asaa sedikit demi sedikit wkwk.

Si kecil bungsu itu mengerjapkan matanya lebih dulu, kemudian baru memerhatikan sekitar sembari mengucek matanya. Kembarannya masih pada tidur, dan kaki Aileen udah ada di perutnya aja, membuat si kecil harus menyingkirkan kaki si Abang kecil lebih dulu untuk setelahnya baru mendudukkan diri.

"Kaki bau husst hustt" Gumamnya purau karena baru aja melek mata

Setelah menyingkirkan kaki Aileen yang katanya bau itu, padahal enggak ya, Asaa berdiri, melangkahkan kakinya ke luar tenda, masih dengan netra yang menyipit dan rambut singanya.

"Papa.." panggilnya

Sementara Adrian yang masih asik nongkrong di tenda sebelah, langsung menoleh saat mendengar suara si bungsu, dan saat menoleh, Adrian melambaikan tangannya pada si bungsu yang lagi celingak-celinguk di teras tenda.

"Papa disini Dek" ujar Adrian

Asaa meringis tipis, dengan langkahnya yang gontai tanpa alas kaki itu, si bungsu Rafan menghampiri Papa, yang lagi ngobrol-ngobrol sama beberapa orang dewasa lainnya.

Adrian mengangkat si kecil, kemudian mendudukkannya di pangkuan, memeluknya juga mengusap-usap punggungnya.

"Hebat ya nggak nangis bangun nggak ada Papa" ujar salah satu bapak-bapak

Asaa yang kini merebahkan kepalanya di dada Papa, sedikit melirik siapa yang berbicara melalui ekor matanya, tanpa memindah posisi nyamannya

"Eum, I'm five" ujarnya, menunjukkan lima jarinya

Adrian terkekeh, begitupun bapak-bapak lainnya.

"Anak Om juga umur lima loh, seumuran kamu" ujar salah satunya

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang