-𝑏𝑎𝑏𝑦 𝑠𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟-

2.7K 579 118
                                    

-happy reading 🐥
-sorry for typo(s)


Rafan's

Perihal baby sitter yang sudah sejak lama sekali Adrian rencanakan, dan baru akhir-akhir ini benar-benar Adrian pikirkan kembali rencananya itu. Hari ini, rencana itu akhirnya terealisasikan juga.

Setelah beberapa Minggu belakangan Adrian mencari di beberapa yayasan, akhirnya Adrian menemukan baby sitter sesuai kriteria yang dia mau.

Siang ini sesuai rencana, baby sitter yang Adrian maksud akan mulai bekerja. Dan sekarang Adrian hanya sedang duduk santai di ruang tengah, setelah tadi baru saja memandikan si kembar. Si kembar pun juga sedang berada di ruang tengah, tiduran tengkurap di karpet sembari bermain ular tangga yang kemarin om Johnny belikan.

"Nanti ada Nanny dateng loh Dek. Nanti kita sambut ya, kita kenalan" ujar Adrian, membuat dahi-dahi yang semula mengernyit karena serius memainkan monopoli kini sudah tidak, tergantikan empat kepala kecil yang menoleh bersamaan dengan wajah polos menggemaskannya.

"Nanny yang seperti dulu, Papa?" Tanya si kecil Aidan.

"Beda atuh. Papa baru ketemu satu kali sih, semoga Nanny yang ini baik ya. Biar bisa buat temen Adek di rumah kalo Papa lagi kerja" ujarnya, seraya ikut bergabung duduk di karpet bersama si kembar.

"Kalo jahat lagi gimana?" Cicit si bungsu.

Adrian mengusak surai si bungsu, pun mengusapnya, "semoga enggak. Asaa berdoa ya, semoga Nanny barunya enggak jahat sama Asaa"

Si kecil mengangguk, "iya" katanya seraya meringis.

"Papa, kalo Nanynya jahat lagi beneran ke Asaa gimana?" Tanya Agam.

"Nanti Agam bilang ke Papa, biar Papa tegur Nanynya, oke?"

Si kecil mengangguk dengan mantap, "eum, oke" katanya.

Sebenarnya, alasan Adrian tidak mempekerjakan baby sitter lagi ya karena trauma anak-anak, terutama pada si bungsu. Adrian tidak habis pikir, kenapa orang-orang selalu ingin jahat dengan bungsunya, ya walaupun dirinya pun pernah menjadi bagian dari orang-orang itu.

Ting tong ting tong.

Dduk dduk dduk dduk.

"Adek main yuk!!"

"Ali, bukain pintu!!"

"Ian..ian..main nyokk!!"

"Bocil ayok main!!"

"Bang Ali!!"

Lima Rafan di ruang tengah langsung melongok ke arah pintu masuk rumah, saat suara bell dan gedoran juga teriakan beberapa orang terdengar saling sahut.

"Siapa itu Papa?" Tanya Aileen.

Adrian berdiri dari duduknya, dengan bola matanya yang memutar jengah, "Om-om gila pasti tuh" ujarnya, seraya berjalan untuk membukakan pintu, di ikuti si kembar di belakangnya.

"Om gila siapa Papa?" Tanya si bungsu.

"Om gila siapa? Semua Om Asaa kan gila, Dek. Obrolan ini tidak untuk di pertanyakan kisanak" cicit Adrian.

"Oiyaya, lupa deh"

Di iyain lagi duh 😌

Adrian membukakan pintu, dan langsung terpampang wajah-wajah putra Agung dan Yoona di sana. Pun halaman rumah juga garasi yang sudah sesak karena di buat parkir mobil.

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang