-happy reading 🐥
-sorry for typo(s)-Rafan's-
Agung dan Yoona tidak main-main kali ini, mereka benar-benar tidak luluh sama sekali walaupun tangisan cucunya terdengar begitu pilu. Keduanya bukan tidak melihat bagaimana cucunya menangis meraung meminta adiknya jangan di bawa pergi, mereka melihat, tapi sayangnya keputusan mereka sudah bulat. Demi semuanya, mereka harus tega.
.
Yoona memeluk si kecil Asaa di pangkuannya, anak itu masih tidak bangun, padahal tangisan dan teriakan saudaranya begitu melengking, bungsu Rafan itu seakan mengiyakan jika ia akan pergi jauh ke Bandung sana, jauh dari saudara kembarnya.
"Kita jahat banget ya Mas" lirih Yoona.
"Enggak Mah, ini demi semuanya. Yakin sama Papa, nanti kembar juga lupa sama adiknya" sahut Agung menenangkan.
"Tapi Mas, waktu itu adiknya nginep di Abang Doni aja mereka sampe nggak mau makan. Mama takut kembar malah sakit"
"Ada dokter Mah. Tolong jangan begini, Mama jadi buat Papa bingung lagi"
Yoona menghela napas lirih sekali, seraya mengeratkan pelukannya pada si bungsu, "Maaf, Mama cuman nggak tega sama kembar"
"Adek juga kok bisa nggak bangun sih hmm, Abangnya nangis keras banget loh tadi, Dek" cicit Yoona, menunduk menatap wajah lelap si kecil.
Agung tersenyum tipis, satu tangannya yang tidak ia gunakan untuk menyetir ia angkat untuk mengusap surai cucunya, "Anak pinter" katanya.
Tapi tepat setelah pujian dari sang kakek terucap, si kecil dalam pangkuan Yoona mengulet dan berakhir bangun.
Heuhh
Yoona juga Agung terkekeh kecil saat yang pertama kali si bungsu lakukan saat bangun adalah menghela napas.
"Cucu Yuyu sudah bangun hmm" ujarnya, seraya membenarkan posisi duduk si kecil menjadi menghadapnya.
"Yuyu," panggil si kecil dengan suara serak.
"Iya sayang"
"Asaa kok naik mobil?" Tanyanya sedikit bergumam, karena si bungsu itu masih terlihat mengantuk, kepalanya masih tergolek lesu di bahu Yuyu.
"Iya, Adek mau ke Bandung dong sekarang. Adek mau nggak tinggal sama Yuyu Yaya lagi?" Tanyanya.
Si kecil mengubah posisi kepalanya, kini menjadi menumpukkan dagunya di dada Yuyu, "Asaa pernah tinggal sama Yuyu?"
"Iya, waktu Adek umur 2 hari" jawab Yoona, menjawil hidung si kecil gemas.
"Kenapa?" Tanya si kecil.
"Kenapa apanya Dek?"
"Kenapa Asaa enggak tinggal sama Papa?"
Yoona tersenyum, walaupun netranya kini saling lirik dengan sang suami, "Papa titip Adek di rumah Yuyu sama Yaya dulu, terus pas Papa udah pulang kerja baru deh Adek di jemput"
"Abang titip juga?"
"Eum?"
"Abang juga Papa titip ke Yaya Yuyu kaya Asaa?" Tanya si kecil lebih jelas.
Yoona masih tersenyum, kali ini mengusap pipi si kecil yang terlihat menggembung karena bibir si kecil yang mencebik.
"Eh Adek, liat tuh ada om badut" celetuk Agung, mengalihkan pembicaraan, karena beruntung ada badut yang lewat di pinggiran jalan, membuatnya dapat mengalihkan pembicaraan dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰
Random°°. "Mbak mau adopsi anak ngga??" "Saya mau jual anak,siapa tau mbaknya minat" °. "PAPAA!!" °°. "Apaa!!diem makannya,atau papa jual kalian beneran" °. "Dasar de u de a" °°. "Heh!!" [ 23 Mei 2020 ]