-𝑤𝑒 𝑙𝑜𝑣𝑒 𝑦𝑜𝑢, 𝑏𝑒𝑠𝑡 𝑃𝑎𝑝𝑎-

5K 967 83
                                    




-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)


••

Ada satu waktu dimana Adrian kadang ngerasa bersalah banget sama anak-anaknya, ngerasa belum bisa jadi sosok Papa yang baik, sosok Papa yang sering nemenin main dan apapun yang sering Papa-papa diluar sana lakukan bersama buah hati.

Salah satunya sekarang, disaat dia baru saja membuka pintu selepas pulang bekerja dan menemukan keempat putranya duduk diruang tengah, hanya duduk melamun, dan saat tau dia pulang, empat kepala itu menoleh dan tersenyum dengan polosnya

"Papa" sapanya dengan nada ceria

Bibirnya melengkung tipis, kemudian melepas sepatunya dan ia letakkan di rak, berjalan menghampiri para putranya.

"Assalamualaikum anak Papa"

Sikembar meringis, "Waalaikumsalam Papa Rafan"

Kelimanya tergelak, bersamaan dengan suara adzan isya yang terdengar dari masjid komplek.

"Lagi ngapain ini anak soleh Papa hmm"

Sikembar menggeleng, "engga, cuman nunggu Papa" cicit si sulung

Adrian mengusak surai si putra, kemudian mencubit pipinya gemas, "Papa mandi dulu atau jangan?" Tanyanya

Si bungsu menggeleng ribut, "udah malem Papa" ujarnya, kemudian berdiri di atas sofa meminta Papa menggendongnya "Papa masih wangi kok, gausah mandi" lanjutnya

Menyatukan keningnya dengan kening sang putra, Adrian tersenyum gemas, "okee boss, berarti Papa cuci muka aja yaa"

"Hu'um, ya Agam? idan aja ngga mandi" cicitnya menatap Agam yang mengangguk ribut

"ihh kok idan, idan mandi tau hehe tapi tadi pagi" ringisnya, seraya ikut berdiri dan merentangkan tangannya.

idan juga mau di gendong Papa.

Adrian dengan tanpa protes menggendong sikecil setelah melempar begitu saja tas kantornya ke sofa, menggendong dua bungsunya.

"Uuuhhh udah berat banget ini, anak siapa si, aduhh kakek nggak sanggup cuk" candanya, dengan bola mata yang melotot

Awalnya sikembar hanya terbengong, tapi kemudian terkekeh lucu, dan tak lama dua sulung ikut berdiri, meloncat ke punggung sang Papa, dengan kekehan girangnya.

"Kakek kan Ironman, harus kuat, ayoo antar pangeran-pangeran ini ke kamar, ngihhaaa" celetuk Agam

Adrian menurut saja, sembari tertawa dirinya berjalan seperti raksasa ke kamarnya. Jujur saja walaupun tak hilang, rasa lelahnya setelah seharian bekerja sedikit berkurang setelah bertemu putra-putra kecilnya.

Adrian menjatuhkan keempat putranya di ranjang, dan keempat bayi Papa itu langsung guling-guling disana sembari terkikik senang.

Kata sikembar dalam hati, katanya kalo Papa udah pulang, rumahnya ga sepi lagi, jadi sikembar seneng.

Sembari memerhatikan sikecil yang kini malah bergulat, Adrian melepas jasnya, kemudian melepas kemeja yang di kenakannya, meraih handuk yang tergantung di gagang pintu lemari.

"Papa cuci muka dulu yaa" ujarnya, dan sikembar mengangguk.

Boong kalo Adrian cuman mau cuci muka, ga betah dia atuhlah, udh lepek banget seharian ga mandi, masa mau tidur ga mandi.

"Papa jangan lama yaa, kamar mandinya dingin, nanti Papa beku kan Asaa sedih!!" Teriaknya, mengingatkan Papa yang sudah masuk kamar mandi

"Iya boss, sebentar doang ini"

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang