-𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢 𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑘𝑖𝑘-

4.6K 958 66
                                    




up lagi nih, ngapain si aduhh 🤦🏻‍♀️....


-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)

••

Ternyata bawa belanjaan banyak dari supermarket di seberang jalan depan sampe rumah berhasil membuat sikembar tepar kecapean, ya atuh si Papa mah ada-ada bae tingkahnya dah ahh.

Dengan segelas es sirup rasa jeruk ditangannya, Adrian berdiri bersandar pada tembok, memerhatikan sikembar yang duduk di sofa sambil ngos-ngosan, rambutnya udah basah karena keringet, telapak tangannya merah karena bawa plastik berat tadi.

"Segitu aja cape, cemen" cibirnya, yang seketika membuatnya mendapatkan tatapan sinis dari empat anak ayam yang merasa terdzolimi oleh si Papa ayam.

"Sini ileen colok idung Papa, cape tau. Panas banget, mana Agam jalannya lama karena liatin kucing, terus idan gamau bawa banyak sibuk makan ice krim, terus lagi Asaa malah jatoh, kan bikin lama" dumelnya kesal

Adrian langsung melotot, hampir keselek karena dia dengerin sambil minum, "jatoh lagi?!" Pekiknya

"Engaaa, Asaa ga jatoh tau, itu tadi pula-pula, suwer deh"

"Kata neneknya Zul, boong itu dosa" celetuk Idan

Asaa merengut, kemudian berjalan menghampiri Papa, merentangkan tangannya meminta gendong, "Papa Asaa mau gendong, boleh?" Tanyanya, dengan bibir mencebik

Adrian melirik dulu pada tiga kembar yang menatapnya menunggu jawaban, kemudian dirinya menghela nafas, "Papa lagi pegang gelas kan, ga bisa gendong Papanya"

Agam langsung turun dari sofa, menghampiri sang Papa, dan mengambil gelas ditangan Papa, "gapapa, Papa. Asaa minta gendong, Papa harus gendong, kasian. Ini gelasnya biar Agam yang pegangin"

"Tau, anaknya minta gendong masa gamau, huuu bukan Ironman deh, Cemen Papa ian mah" timpal Aileen

"Papa ini kebanyakan alasan ihh, ngga like Idan mah, kalo ga kuat mah bilang aja, biar Asaa nanti Idan yang gendong. Makannya Papa, udah tua itu harus rajin olahraga biar kuat kaya atok"

Adrian melongo mendengarnya, niat hati biar ga pada iri malah kena omel, sama anaknya lagi, ini harga diri pak dirut agak terombang-ambing kan jadinya, rasanya tuh kaya ada dan tiada.

Adrian menunduk, guna melihat si bungsu yang malah meringis, "Asaa ga ikutan ngatain deh, Asaa mau di gendong Papa"

Akhirnya, Adrian mengangkat tubuh si bungsu untuk digendongnya, kemudian tersenyum pada tiga lainnya, "nanti gantian ya sayang"

"Iyaa, Papa"

Kemudian Adrian membawa Asaa ke dapur, sekalian bikin minum buat sikembar, "Asaa jatoh lagi yaa?"

"Hu'um, sorry yaa. Asaa ga hati-hati, jadinya kesandung terus jatoh"

Adrian mengecup pucuk kepala sikecil yang berada di dadanya, setelah mengambil gelas "gapapa, lain kali hati-hati, biar ga sakit"

"Iyaah, lain kali hati-hati"

"Terus yang sakit apanya?"

"Engga"

Adrian mengernyit, sedikit menunduk untuk melihat wajah sang putra, "kok engga, Papa nanya apa yang sakit kan"

Asaa malah mengusakkan wajahnya pada dada Papa, dan berakhir menangis, "huaaa sakit"

"Papa, Asaanya jangan di nakalin!! Idan gigit ya nanti!!"

Adrian mengerling, "Ngga Papa nakalin bos, santai atuh!!"

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang