-𝐺𝑜𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑗𝑒𝑙𝑙𝑦 𝑅𝑒𝑦 -

3.8K 643 125
                                    

-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)

-Rafan's-

Kembali ke rumah, kembali pada rutinitas sehari-hari. Hari Senin biasanya jadi hari mengeluh, padahal ngeluh buat apa kan, bertahun-tahun udah lewatin hari Senin kok, dan masih hidup kan.

.

Pagi ini Adrian udah sibuk banget, sibuk bangunin si kembar pukul setengah 6 pagi, sibuk siapin seragam sekolah si kembar, sarapannya, dan kebutuhannya yang lain di Senin pagi

"Dibuka matanya Dek, kalo merem terus ngantuk terus jadinya. Ayo cepetan sarapan dulu, abis itu mandi. Aidan sayang duduknya yang tegak biar nggak ngantuk"

Di TK dulu si kembar masuknya agak siang, jadi mereka nggak perlu bangun terlalu pagi. Sedangkan masuk SD, pukul 7.30 aja udah masuk, jadi belum terbiasa si kembar.

"Bisa enggak sekolahnya nanti aja, Idan mau bobo dulu" rengek Aidan

"Nggak bisa dong Dek. Kalian kan udah jadi anak SD, udah bukan anak TK lagi, sekarang udah harus bisa serius. Jadi lebih mandiri lagi, nanti jam sekolahnya lebih lama lagi loh"

"Kita udah mandiri kok, Asaa yang belum" celetuk Agam, yang kini sudah mulai memakan sarapannya

Asaa yang di sebut namanya hanya mengerjapkan matanya, omong-omong, si bungsu udah mulai makan dari tadi.

"Asaa mau mandiri kok, nanti Asaa mandiri" celetuknya

"Jangan bohong ya" celetuk Aileen

"Iya, enggak bohong"

"Kalo bohong nanti nggak di temenin lagi, nanti Asaa nggak punya temen" timpal Aidan

Asaa mengangguk dua kali, kemudian kembali menunduk untuk menyendok sarapannya, "enggak bohong, Asaa bisa kok. Asal Papa jangan bantuin Asaa terus, Papa bantuin yang lain aja" ujar si kecil, tanpa menatap Papa

"Ekhem, di habisin sarapannya. Abis itu susul Papa ke kamar mandi ya, Papa mau siapin air hangat dulu" ujar Adrian, kemudian berdiri dan pergi untuk ke kamar mandi, meninggalkan si kembar di ruang makan berempat

.

"Kok nggak di makan sayurnya? Pilih-pilih makanan ya Asaa nih, nggak boleh tau, kasian Papa udah masak masa enggak dimakan"

Asaa menoleh pada Aidan, menatap kembarannya beberapa detik, "Asaa kan enggak suka sayur, Aidan kan tau"

"Ya tapi enggak boleh begitu, cepetan dimakan aja biar nggak mubazir tau"

Asaa menggeleng, seraya mendorong piring makannya yang sudah habis setengah lebih, kemudian bungsu Rafan itu turun dari kursi makannya, berlari pergi menyusul Papa ke kamar mandi

"Dasar Asaa"

???

Asaa mengintip Papa di ambang pintu kamar mandi, bibirnya sedikit mencebik, dengan pipi yang ia tempelkan di pintu.

"Papa Ian" panggilnya

Adrian yang sedang sibuk mengatur suhu air di bathtub langsung menoleh, tersenyum tipis saat menemukan si bungsu di ambang pintu

"Kenapa? Makannya udah selesai?"

Asaa mengangguk, kemudian kaki kecilnya ia langkahkan untuk masuk ke dalam, memeluk Papa dari belakang. Adrian mengernyit heran, melihat dari cermin di kamar mandi, di mana si kecil dengan piyama poohnya memeluknya dengan bibir yang mencebik.

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang