-𝑑𝑖𝑗𝑎𝑖𝑙𝑖𝑛 𝑑𝑢𝑙𝑢 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔-

3.9K 598 70
                                    

-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)


Rafan's

Adrian betulan menjemput Asaa malam ini, walaupun tentunya anaknya sudah tidur, mengingat sekarang saja sudah pukul 22.30.

Adrian mengetuk pintu rumah Doni beberapa kali, dan Adrian maklum jika lima belas menit lamanya dia menunggu, pintu rumah tak kunjung di buka. Adrian mengintip ke dalam rumah melalui jendela di samping pintu, tapi hasilnya gelap, lampu ruang tamu di matikan oleh Doni.

Ttok ttok ttok

"Bang Doni. Ini Ali bang, Assalamualaikum"

Ttok ttok ttok

Ttok ttok ttok

Cklek

Suara saklar yang di tekan terdengar, membuat Adrian langsung bernafas lega, karena akhirnya lampu ruang tamu menyala, yang artinya pemilik rumah terbangun.

"Siapa?" Tanya Doni dengan suara seraknya

"Ali Bang" jawab Adrian

Pintu di buka tak lama kemudian, menampilkan sang pemilik rumah dengan rambut singanya dan netra yang menyipit, "jam berapa Ali astaga. Bertamu nggak tau waktu dah"

Adrian hanya meringis, kemudian mengikuti sang kakak untuk masuk ke dalam rumah, "baru kelar kerjaan. Anak gua udah tidur Bang?"

"Eumm, ada di kamar" balas Doni, seraya mengucek matanya

Adrian langsung saja pergi ke kamar yang di maksud, membuka pintu dengan perlahan. Adrian tersenyum, seraya melangkah mendekat pada ranjang di mana si kecil bungsu miliknya sedang lelap tertidur memeluk bantal guling besar milik om Doni.

"Adekkk" lirih Adrian masih dengan senyum di bibirnya, satu malam tidak tidur dengan si bungsu, Adrian sudah rindu

Dengan perlahan, Adrian menyingkirkan bantal guling yang di peluk si kecil, yang mana membuat si kecil sedikit terusik karena posisi tidur nyamannya berubah, "ssttss maaf Papa ganggu sebentar" gumam Adrian, seraya langsung menggendong si kecil, kemudian langsung ia timang agar kembali tertidur

Doni yang memerhatikan dari ambang pintu hanya menghela nafas lirih, "udah selesai masalahnya?" Tanya Doni

Adrian menoleh masih dengan gerakan maju mundur menimang si kecil, "masalah apa?" Tanyanya balik

"Your twin baby"

"Udah...mungkin"

"Mungkin?"

Adrian menatap sang kakak dengan helaan nafas lirih, "gua nggak bisa jamin mereka bakal nggak iri kalo pun gua perlakuin mereka dengan sama Bang. Mereka kembar, tapi kebutuhan mereka beda, kalo gua sama ratain itu malah nggak adil. Lagian juga iri itu sifat manusia, tapi gua tetep berusaha kok biar adil dan nggak bikin mereka saling iri terus-terusan"

"Oke. Panggil Abang kalo butuh bantuan, hati-hati pulangnya"

Adrian mengangguk, lantas mengambil jasnya yang tadi ia taruh di ranjang, kini ia gunakan untuk menutupi tubuh si kecil bungsu.

"Makasih udah jagain anak gua. Maaf kalo repotin Bang"

"Nggak sama sekali, gua Abang lo, lo Adek gua. Nggak ada yang ngrepotin kalo masalah bantu membantu"

"Hahaha oke Bang, pamit dulu ya"

"Hmm, hati-hati beneran"

"Iya iya, assalamualaikum"

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang