•
_R⁵_
•
Pagi ini Adrian dibuat tidak habis pikir dengan sikembar ketiga,pagi ini mereka sudah siap pergi ke sekolah hanya tinggal memakai tas dan pergi--tapi tiba-tiba sikembar ketiga,entah sedang kenapa malah menangis dan tidak ingin berangkat sekolah,bahkan sikecil itu sudah melepas kaos kaki dan sepatunya, dilemparnya kearah papanya
Adrian bersidekap dada menatap anaknya yang sedang duduk dilantai dengan tangannya yang memukuli lantai
"Diem!" Ucapnya galak
"Hiks,huaa"
"Diem!!"
"Hiks,idan ngga mau sekolah huaa"
"Papa suruh diem,bukan ngomong!!papa ngga butuh alas--"
Adrian menjeda ucapannya,saat dirasa ada yang menarik kemejanya "papa,jangan bentak idan--Asaa ngga suka" ucap sikecil
Adrian menghela nafas,lalu kembali menatap sikecil yang masih menangis "berdiri,pake sepatunya"
"Enggak huaa,ngga mau sekolah!!" Tangis sikecil
Adrian menghela nafasnya kasar "terserah Aidan kalo gitu,papa ngga perduli!!Aileen Agam Ahza pakai tasnya,kita berangkat" ujarnya final
"idan paa??"
"Biarin,dia mau nangis sendiri dirumah kali" ucapnya acuh,lalu mengambil payung didekat pintu
Pagi ini memang hujan.
Adrian menggendong tiga kembar bergantian ke mobil, mengabaikan sikecil lainnya yang meraung meminta perhatian papanya
"Papa,huaa!!"
Setelah mendudukkan tiga putra kecilnya dijok babynya,Adrian kembali masuk untuk mengambil tas kantornya,kemudian berjalan keluar--sebelum itu dia melirik sikecil yang sekarang sudah tiduran dilantai dengan pipi yang menempel pada lantai,tangannya bergerak seperti menggambar dilantai
Adrian kembali menghela nafas,lalu memilih menutup pintu dan masuk mobil untuk mengantar tiga putra kecilnya ke sekolah
Dalam perjalanan,tiga kembar hanya diam--biasanya mereka selalu mengoceh tapi kali ini hanya diam,karena takut dengan Papanya
"Paa,kenapa idan ditinggal dirumah sendiri??" Tanya Agam takut-takut
"idan yang mau ngga sekolah kan,ya papa turutin" jawabnya dingin
Kemudian hening,sikembar tidak berani bertanya lagi--sampai mobil sang papa berhenti didepan gerbang sekolahnya
Seperti saat dirumah,Adrian menggendong satu per satu putra kecilnya menuju kelas--karena payungnya hanya satu,lagipun Adrian tak tega jika menurunkan kaki kecil putranya pada genangan air hujan sepagi ini
"Belajar yang bener ya sayang,nanti pulangnya papa jemput,jajan yang sehat jangan jajan es,oke"
Sikembar yang berdiri berjejer didepan kelas dengan tangannya memegangi tali tas, mengangguk mengerti--kemudian Adrian mengecup kening putranya bergantian,setelahnya dia berjalan menjauh dari area sekolah
ia akan ke kantor.
Eh tapi,tunggu dulu--hatinya tak tenang meninggalkan sikecil dirumah, walaupun udh sering dia tinggal,tapi kali ini dia meninggalkannya sendiri,bukan bersama sikecil lain
Akhirnya Adrian melajukan mobilnya menuju rumah kembali,persetan jika telat masuk kantor,anaknya lebih penting bukan.toh itu juga kantornya
Saat sudah memarkirkan mobilnya dipekarangan rumah,Adrian buru-buru membuka payung dan masuk rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰
Random°°. "Mbak mau adopsi anak ngga??" "Saya mau jual anak,siapa tau mbaknya minat" °. "PAPAA!!" °°. "Apaa!!diem makannya,atau papa jual kalian beneran" °. "Dasar de u de a" °°. "Heh!!" [ 23 Mei 2020 ]