-𝑎𝑛𝑎𝑘-𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑖, 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑝𝑖-

6.2K 997 34
                                    



-Happy reading✨
-sorry for typo(s)

-•R⁵•-

Adrian tuh suka ngulur waktu, suka ngegampangin kadang, Yoona udah kasih wejangan panjang lebar, suruh Adrian hati-hati bawa mobilnya nanti, pokoknya harus jagain empat anaknya jangan sampai kenapa-napa, dan Adrian cuman cengengesan aja, dan taunya dia bilang-

"Nanti malem mah pulangnya, gajadi sore, mau kumpul dulu sekalian pamit sama yang lain" ujarnya, membuat Yoona sudah siap melayangkan pisau yang sedang digunakannya untuk memotong wortel pada sang putra

"Astagfirullah, Seno Seno, anakmu bikin darah tinggi mulu dari dulu" geramnya, menggelengkan kepalanya tak habis pikir

Adrian hanya terkekeh tak berdosa, sembari memakan buah pisang di meja.

"Papa"

Ohh si anak ayamnya udah bangun.

Adrian menoleh dan mendapati si bungsu yang berjalan kearahnya sembari tangan kanannya memegangi pinggang.

"Asaa kenapa??" tanyanya, membawa sang putra pada pangkuannya

"Sakit pinggang Asaa" lirihnya, menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang papa

Adrian juga Yoona yang mendengar mengernyit, "kamu apain anakmu kak" tuduhnya

"Yee mau suudzon, Ali ngga ngapa-ngapain, coba sini dek papa liat"

Adrian menyibak baju si bungsu dan melotot kaget saat menemukan lebam yang mulai membiru disana.

"hiks sakit, jangan di pegang" rengek si kecil saat papanya menyentuh lebamnya

Adrian menatap sang mama disana, "Maa, liat deh"

Yoona menghampiri, memerhatikan lebam kebiruan di pinggang cucunya, "pasti jatoh, tadi main kemana aja sii, kamu tuh kak, kok anak nggak diperhatiin banget, kalo kaya gini kan yang sakit anaknya, bukan kamu" omelnya

"Maaf maa, kirain nggak papa orang tadi jatohnya di air"

Yoona mengerling malas, "jatoh dimanapun orang namanya jatoh yaa pasti kenapa-napa, kasih kayu putih sana, suruh istirahat anaknya" titahnya

Adrian mengangguk, menggendong sang putra kembali ke kamar namun menyempatkan melongok ruang tengah dimana tiga putranya duduk disana.

"Papa ada dikamar yaa klo mau cari, laper nggak??" Tanyanya

Tiga kepala disana kompak menatap sang papa, kemudian menggeleng, "belum" ucapnya dengan purau karena memang baru bangun dari tidur siangnya

"idan ngga laper beneran??"

Sikecil meringis, "laper sedikit" ucapnya

"Papa pesenin makan yaa, nnti klo ada yang ketok pintu panggil papa, atau Yuyu atau yang lain, teriak aja biar pada keluar kamar"

"Hu'um"

Agam turun dari sofa, berlari kecil menghampiri sang papa dan memegangi kaki Asaa yang menggantung, "Asaa kenapa??" Tanyanya, mendongak menatap papanya

"Adeknya sakit Agam, pinggangnya memar" jawabnya

Agam mencebik, mencubit perut sang papa, "papa salah tau, papa ngga boleh gitu lagi, papa tuh harus jagain kita, kan kalo jatoh sakit, papa harus tolongin, jangan terus disuruh berdiri sendiri"

Adrian menutup mulutnya rapat-rapat, takut kelepasan ketawa, raut wajah sang putra saat mengomelinya begitu menggemaskan menurutnya.

"Pfftt-iya iya papa minta maaf, nanti papa ngga kaya gitu lagi, oke Agam"

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang