-Selesai-

3.5K 389 63
                                    


-happy reading 🐥
-sorry for typo(s)




—Rafan's—

Akhir-akhir ini, mungkin setiap satu minggu sekali Adrian akan datang ke tempat dimana sekarang dirinya berada. Ia hanya akan duduk di salah satu kursi, tatapannya akan selalu menyorot pada satu objek yang sama. Pada anak kecil yang sedang berlarian di taman sekolahnya, bermain bersama teman-temannya tanpa tau lelah, tanpa menghiraukan jika kini bajunya hampir basah karena keringat.

"Boss aduh saya kepanasan banget ini."

Adrian menoleh, menghela napas lirih kala melihat raut wajah kepanasan dari Yuta.

"Bang, lo ngerti nggak sih gue lagi ngapain?" Tanyanya.

"Duduk? Wasting your time? Apapun itu, tapi ini minimal gue dibeliin air kali Boss."

"Bang," greget Adrian.

Yuta berhenti mengusap peluhnya, kemudian menunduk menatap boss sekaligus temannya itu, dan Yuta berakhir ikut mendudukkan dirinya di samping bocah tengik yang sayangnya adalah bossnya.

"Udah dua bulan ini dan setiap satu minggu lo dateng kesini. Lo kira gue nggak akan tau apa tujuan lo?"

"Emang apa?"

Yuta berdecak, kemudian menunjuk objek yang sedari tadi Adrian perhatikan, "Anak lo," katanya.

Adrian menunduk lesu, "Gue kangen Bang," cicitnya. Seperti anak kecil.

"Alah, dulu aja nggak pernah kangen. Sekarang kangen sampe ngajarin anak bolos."

"Siapa bilang?!" Sewotnya.

"Feeling aja, lo mana pernah kangen anak-anak lo. Kalo kangen tuh pulang kerja harusnya langsung pulang ke rumah, bukan sengaja nunda waktu pulang sampe berjam-jam."

"Gue cuman pusing kalo di rumah."

Yuta kembali berdecak sebal, "Salah siapa bikin anak buru-buru. Lo kira ngurus anak kaya ngurus ayam."

"Tapi anak gue emang anak Ayam sih Bang."

Yuta terlihat berpikir sebentar, sebelum tak sadar mengangguk setuju.

"Pulang nyok boss, percuma kalo jauh jauh dateng tapi cuman beraninya liat dari jauh," ujar Yuta. Sudah hendak berdiri untuk pergi.

"Nanti Bang elah."

"Mau ngapain lagi sih Ali baba," greget Yuta.

"Liatin anak gue Bang, lo nggak kangen apa liat boss kecil lu itu."

"Sorry banget, enggak ya. Hidup gue nyaman dan aman karena boss kecil satu itu pindahan, jadinya tiga copyan dia jadi kalem."

"Jahat lu Yuta."

Yuta hanya terkekeh tanpa suara, tapi kemudian ikut memerhatikan bocah kecil yang sedari tadi Adrian perhatikan, "Bawa pulang Pak kalo memang kangen. Yang kangen juga gue rasa bukan cuman lo, si kembar juga kangen pasti sama adeknya. Gue juga kayanya kangen dikit sama si kembar. Aneh aja tiba-tiba mereka jadi diem kaya sekarang, jadi segan padahal biasanya suka jahil sama gue."

"Mama nggak bolehin," cicit Adrian sendu.

"Dia anak lo gue rasa."

"Tapi Mama bilang dia juga cucunya."

"Terus?"

"Terus? terus gue nggak tau harus apa."

"Yang kaya gini kok jadi boss? Heran gue, anak goblok kaya lo baiknya main becekan aja sekarang mah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang