-𝐶𝑜𝑡𝑡𝑜𝑛 𝑐𝑎𝑛𝑑𝑦 -

2.9K 542 34
                                    

-happy reading 🐥
-sorry for typo(s)


🐥

Sekarang di ruangan, hanya ada Adrian dan empat anak ayamnya. Kedua abangnya yang tadi datang menemani, sekarang sedang pulang ke rumah Adrian untuk mengambil barang-barang yang di perlukan si kembar.

Di ranjang, ada dua bungsu kembar yang sedang tidur dengan satu bantal memisahkan pun sebagai tumpuan tangan, pasalnya salah satu tangan keduanya masing-masing harus di jaga agar tidak banyak gerak atau tertindih. Sedangkan Adrian sendiri sedang duduk memangku si kecil Agam yang sedang ikut melihat apa yang di tonton si sulung di sampingnya.

"Mau makan nggak Dek?" Tanya Adrian, membuat dua anak kecil di sana langsung mendongak menatapnya kemudian mengangguk dengan ringisan gemas.

"Mau, tapi Ileen mau makan jajan" cicit si sulung yang diangguki setuju oleh si adik kecil di pangkuan Papa. Langsung spesifik minta makan jajan, soalnya takut di suruh makan nasi. Si kembar mah lagi susah makan nasi semuanya. Ya nggak pa-pa sih buat Adrian mah, soalnya kata Papa karbo nggak harus dari nasi aja.

Adrian pura-pura berpikir keras, yang mana membuat dua kembar itu sudah mengerucutkan bibirnya sedih.

"Haha bibirnya atuh biasa aja lah. Iya ayok Papa beliin jajan" katanya, "Tapi Adek tunggu sini dulu sebentar ya, Papa minta tolong suster dulu buat jagain Adek Idan sama Adek Asaa? Boleh?"

Aileen dan Agam mengangguk, seraya Agam langsung turun dari pangkuan Papa.

"Jangan lama ya Papa" ujar Agam, yang diangguki Adrian sebelum keluar ruangan.

Setelah Papa keluar, dua kembar itu sama-sama menghampiri ranjang di mana dua adiknya sedang tidur. Aileen di samping si bungsu dan Agam di samping Aidan.

"Don't get sick, Adek" gumam Aileen sendu, sembari menaruh kepalanya di atas lengan si adik.

"Eum, jangan sakit. Agam nggak suka kalo kalian sakit" gumam Agam juga, dengan bibir mencebik sedih, dan tangannya yang memainkan tangan Aidan, tapi kemudian ikut merebahkan kepalanya di atas lengan si adik.

"Ayo main lagi, Adek. Jangan bobo terus tau" cicit Aileen lagi, yang diangguki setuju Agam juga, "Iya. Main berdua enggak seru tau Adek" ujarnya.

"Asaa, jangan sakit lama ya. Kalo Asaa sembuh, Ileen pasti jagain Asaa dari orang-orang jahat. Aidan juga, nanti kalo tangan Idan udah sembuh, udah enggak sakit lagi, nanti Ileen ajak jalan-jalan deh. Nanti kalo ada orang jahat, Ileen aja yang maju, Idan sembunyi aja di belakang Ileen. Ileen kan Abang tau Idan, Asaa"

"Agam juga Abang, nanti——"

"No no, Agam adek juga. Yang Abang itu Ileen aja. Nanti juga Agam sembunyi dibelakang Ileen kalo ada orang jahat, ngerti?"

Agam tersenyum, kemudian mengangguk dua kali, "Eum, Agam ikut sembunyi" beonya gemas.

Aileen pun ikut mengangguk dengan gaya sok dewasanya itu. Membuat orang yang sudah beberapa detik yang lalu membuka pintu ruangan, terkekeh dibuatnya.

"Ehh si paling Abang ini" kekeh Adrian, yang kini berjalan menghampiri bersama salah satu suster di belakangnya, yang sudah tersenyum kegemasan.

"Haha sayang adek ya Abang kecil ini, hmm? Gemasnya" ujar suster, membuat Aileen tersipu malu.

"Abang kecil sama Adeknya mau pergi ya sama Papa?" Tanya suster, dan diangguki Aileen juga Agam, "Oke. Sus jagain Adeknya yang lain boleh?" Tanyanya lagi.

[2] Papa and Four twin || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang