Bab 12

4.6K 323 14
                                    

IG : @nis_liha

HAPPY READING

-

----
"Sekali lo ngusik ketenangan keluarga Balapati. Itu sama aja kalian mengusik ketenangan hidup kalian sendiri!"

-Gistara Arabhita

Dan di sinilah mereka sekarang. Berdiri di tengah lapangan CANTAKA dengan alat pengeras suara yang dicangklong di pundak kiri oleh Ganes.

Sementara, Anara berdiri tak jauh dari Gista dan Ganes. Cewek itu sudah siap dengan trypout dan ponselnya di depan sana. Siap melakukan siaran langsung di akun instagram-nya.

Gista mendesis sebal karena tidak bisa menolak ide yang sahabatnya itu berikan. Yakni, klarifikasi di depan seluruh anak CANTAKA yang akan disiarkan secara langsung oleh Anara agar orang luar tidak ikut menjudge-nya yang tidak-tidak. Juga untuk menghentikan penyebaran petisi sialan itu.

Gista mau klarifikasi, tapi bukan dengan cara seperti.

Cewek berkuncir kuda itu mengamati sekeliling lapangan yang telah ramai. Ini sudah jam istirahat. Jadi, mereka bisa dengan leluasa berkerumun untuk melihat apa yang akan singa betina itu lakukan di tengah lapangan sana.

Mereka bertanya-tanya apa yang akan Gista dan Ganes si anak pendiri Balapati itu akan lakukan?

Termasuk Manggala, Janu, dan Magenta.

"Eh, eh lihat deh, Gal. Itu si Ganes sama Gista mau ngapain yak? Mau konser?"

Magenta menoyor kepala Janu tanpa menoleh. "Bego," umpatnya datar.

"Astagfirullahal'adzim my brother. Apa yang kamu lakukan itu jahat, Mas Ge. Jahat! Aku benci sama kamu," ucap Janu alay sambil memukul-mukul manja lengan Magenta.

Magenta hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Janu yang berakting seperti istri-istri yang tersakiti suaminya di sinetron yang biasa ia dan mamanya tonton di rumah.

"Kamu tega sama aku, Mas. Apa salah aku sama kamu?" Janu masih melanjutkan aktingnya. Kini ia ganti memukul dada bidang cowok itu yang terbalut kemeja dan jas sekolah.

Manggala yang memfokuskan dirinya pada Gista dna Ganes mengabaikan Janu yang kini malah bergelayut manja di tangannya.

"Mas, tolongin aku, Mas. Aku... aku sudah dianaya oleh suamiku... hiks," lanjut Janu dengan nada yang dibuat-buatnya yang membuat perut Magenta mual mendengarnya.

Manggala melotot melihat kelakuan titisan setan di sampingnya ini yang kini malah meraba-raba dadanya.

"Heh!" Ditepisnya kasar tangan Janu dari tubuhnya. "Nggak usah grepe-grepe gue anjing!"

"Lo grepe-grepe gua lagi gue jual lo ke tante-tante," ancam Manggala membuat cowok berambut klimis itu berdecak.

Baru saja Janu hendak membuka bibir Magenta segera menarik kepala cowok itu dan menyelipkannya di lipatan ketiaknya.

"Diem!" tegas Magenta dengan ekspresi wajah datarnya.

Dengan gerakan tangannya Anara memberi aba-aba pada Ganes untuk lebih dulu berbicara. Dia sudah melakukan siaran langsung di ig-nya.

Ganes yang mengerti menganggukkan kepalanya. Lalu, ia maju selangkah. Menatap sekelilingnya sejenak sebelum akhirnya membuka suara.

"Assalamu'alaikum. Selamat siang semuanya!" sapanya melalui pengeras suara yang ia pegang.

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang