Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.
Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnislihaTiktok : wattpadnisliha
WARNING !!!
PART INI BAKALAN PANJANG KALAU GAK SUKA PANJANG SILAKAN SKIP SAJAHAPPY READING!
-----
"
Namanya juga takdir. Nggak bisa dihindarin."
"Ya Allah! Putra Mahkota Mama!"
Gista tersentak kaget mendengar suara perempuan yang membuka pintu kamar rawat Manggala dengan kasar. Dia bahkan nyaris saja terjengkang dari kursi jika Manggala tidak menahan tangannya.
Seorang perempuan parubaya berparas ayu dengan rambut hitam panjangnya yang digerai masuk dengan wajah panik. Disusul seorang lelaki yang perkiraan usianya sepantaran dengan Revan.
Gista bangkit dari duduknya dan memberikan kursi itu pada perempuan yang ia yakini ibu dari Manggala.
Sinta langsung duduk di kursi yang tadi Gista duduki.
"Kok bisa kena tusuk itu gimana sih ceritanya, Sayang? Katanya jagoan. Panglima tempur Balapati. Kok bisa ketusuk sih?" tanya Sinta heboh.
"Namanya juga takdir, Ma. Mau sehebat apapun Manggala. Kalau udah ditakdirin ketusuk ya mau gimana lagi," jawab Manggala masih bernada lemas.
"Tuh dengerin, Ma. Namanya juga takdir. Mau hebat apa nggak kalau udah takdir ya takdir." Rama yang berdiri di sebelah Sinta ikut bersuara.
"Tapi, lukanya nggak dalam, kan, sayang?" Sinta melirik luka jahit di perut Manggala.
"Enggak papa kok, Ma. Cuman luka kecil. Tadi udah dijahit."
Sinta langsung melotot mendengar ucapan putranya. "Kecil kamu bilang?!"
"Perut kamu itu ketusuk sayang bukan kegores. Kamu masih bisa bilang ini luka kecil. Terus yang luka besar itu yang gimana? Yang kena tembak atau ketusuk sampe tembus?" dumel Sinta geregetan. Pasalnya si bontot ini memang suka menggampangkan sesuatu.
Dulu saja sewaktu kecil Manggala pernah jatuh dari pohon mangga dan kepalanya bocor. Bukannya menangis atau panik Manggala kecil yang baru berusia sembilan tahun itu malah membalut kepalanya yang berdarah dengan kain kasa lalu tidur santuy di dalam kamarnya sambil bermain game. Kalau saja kakaknya tidak masuk untuk mengajaknya makan siang mungkin seisi rumah tidak akan tahu jika Manggala baru saja mengalami insiden.
"Sudah, Ma. Putra kita itu lagi sakit jangan dimarahin dong. Disayang gitu loh biar cepet sembuh," lerai Rama mengelus pundak Sinta.
"Dengerin Papa, Ma. Manggala itu lagi butuh cinta dan kasih sayang. Manggala butuh kepekaan Mama bukan amukan Mama," tukas Manggala menekankan kata 'cinta' dan 'kepekaan' yang entah maksudnya apa.
"Mama itu khawatir sama kamu, Sayang. Kamu bilang sakitnya Mama juga sakit kamu, kan. Sama juga, Gala. Sakitnya kamu itu juga sakitnya Mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
GISTARA (END)
Teen FictionKejadian yang menimpa kakaknya membuat Gistara Arabhita membenci cowok. Dia menganggap semua cowok itu sama, yakni tiga B yang berarti belang, bejat, dan berbahaya. Akan tetapi, Gista yang membenci cowok terpaksa harus terus berurusan dengan Mangga...