Bab 50

3.3K 234 46
                                    

Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.

Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

Tiktok : wattpadnisliha
-----

"Jika musuh busa bersembunyi di balik selimut, maka orang berbahaya itu juga bisa bersembunyi di balik kedipan matamu."

"Cari bulan Juni 2020!" perintah Manggala.

Tangan Gista langsung bergerak mencari halaman yang Manggala maksud. Di buku bersampul biru tanggal yang tertera adalah tanggal 2 sebagai awal bulan Juni.

Gista membaca tulisan tangan Kanaya di dalam hati.

2 Juni 2020

Dear diary,

Hari ini aku bahagai. Kekasihku, Kaivan memberikanku sebuah kejutan kecil. Dia mengajakku ke taman dan memberikanku sebuah mawar putih kesukaanku.

Sederhana, namun dia membuatku bahagia.

Terima kasih Tuhan telah Engkau hadirkan lelaki seperti Kaivan. Lelaki yang membuatku merasakan bagaimana dicintai sebegitu dalamnya. Bagaimana disayangi sebegitu tulusya.

Bersamanya aku merasa diistimewakan. Menjadi ratu di dalam  setiap harinya.

Tuhan....

Aku tidak pernah tahu bagaimana takdir_Mu ke depan. Tapi, aku mohon... jika aku dan Kaivan tidak disatukan di dunia. Satukanlah kami di kehidupan selanjutnya.

Aku mencintainya Tuhan... sungguh.

Dada Gista bergemuruh membacanya, ada sesak yang masih tersisa dari rasa cemburu di dadanya.

Dia memang sudah memutuskan untuk berhenti mencintai Kaivan, sahabatnya yang notabene adalah pacar mendiang kakaknya sendiri. Namun, rasa cemburu yang kini menjalar di dadanya itu tak bisa ia elak.

"Lo kenapa, Gis?"

Gista tersentak dengan pertanyaan Manggala yang tiba-tiba.

"Enggak."

Gadis itu meneruskan membaca buku  diary tersebut. Sementara, Manggala yang tadi juga ikut membacanya kini manatap lekat wajah Gista dari samping. Dia tahu Gista sedang tidak baik-baik saja setelah membaca isi diary tersebut.

"Lo cemburu? Lo suka sama Kaivan?" tebak Manggala setengah berbisik yang tepat pada sasaran.

Gista menelan ludah. Dia menoleh cepat dengan delikan tajamnya. "Diem dan nggak usah sok tahu," desisnya sebal karena ada seseorang yang bisa menebak isi hatinya.

Gista jadi curiga apa Manggala ini jangan-jangan seorang cenayang.

Manggala justru terkekeh. Gista lucu juga jika marah seperti ini.

"Oke. Gue manusia gue diem," ujarnya absurd.

Anara dan Janu yang tengah membaca buku bersampul merah. Saling pandang untuk beberapa detik, lalu menyeru secara bersamaan.

"Gis!" seru keduanya bersamaan.

"Lo baca ini deh!" serunya masih bersamaan.

Anara berdecak pada Janu sebelun menyerahkan buku itu pada Gista.

Pada buku bersampul merah dengan tanggal 6 Juni yang tercatat. Kanaya menuliskan dua kalimat yang membuat Gista makin bertanya-tanya.

Apa yang sebenarnya pernah terjadi antara Kanaya dengan Balapati?

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang