Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.
Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnislihaTiktok : wattpadnisliha
WARNING!
ENGGAK ADA APA-APA KOK SANTAI AJA BACANYA SAMBIL MINUM KOPI JUGA BOLEH.OH IYA!
VOTE DULU SEBELUM MEMBACA
SILAKAN PENUHI KOLOM KOMENTAR TIAP PARAGRAF USAI MEMBACA.
EKSPRESIKAN PERASAANMU USAI MEMBACA SELURUH PART SAMPAI PART INI DI SINI!OKE.
HAPPY READING!-----
"Jangan menyalahkan siapapun atas takdir yang telah terjadi. Entah itu, manusia, takdir itu sendiri atau bahkan Sang Pencipta."
Gista berlari memasuki lorong rumah sakit dengan air mata yang terus membasahi wajahnya. Setelah empat hari mengurung diri di kamar dan membanting apa saja yang ada di sekitarnya. Gadis itu akhirnya, keluar kamar saat mendengar kabar mengenai Wira yang kritis.
Mengabaikan umpatan dan makian orang-orang yang tanpa sengaja ia tabrak di sepanjang lorong, Gista terus berlari menuju ruang rawat inap Wira.
Saat ia menemukan sebuah ruangan dengan beberapa anggota Balapati jiga Devan dan Kaivan langkahnya memelan. Pagi tadi Kaivan beserta Manggala dan yang lainnya sempat mengunjunginya di rumah Revan, tapi ia mengusir mereka karena tidak mau bertemu dengan Manggala.
Gista masih membenci cowok itu. Dia tidak bisa menerima jika mamanya meninggal di saat ia tidak ada di sisinya.
Karena kekukuhan Manggala yang tetap ingin menenuinya tadi membuatnya mengamuk. Ia melemparkan vas bunga milik Wina tepat mengenai kepala cowok itu sampai bocor. Bukan hanya sekali, tapi dua kali. Ia juga melemparkan asbak kaca milik Revan ke kepala cowok itu yang mengakibatkannya langsung limbung dengan darah yang semakin mengucur deras dari kepalanya.
Magenta dan Janu pun langsung sigap membawa Magenta pergi dari rumah Revan agar tidak terkena amukan Gista lagi dan untuk membawa cowok itu ke rumah sakit tempat kakaknya bertugas agar cepat mendapat pertolongan.
Karena hal itulah, Anara tadi membentaknya. Untuk pertama kalinya ia tadi mendapat bentakan dari sahabatnya itu.
Anara yang emosi melihat Gista tidak mau menerima takdir dan malah menyalahkan orang lain juga melukainya, tidak bisa menahan dirinya lagi untuk tidak menegur Gista. Cewek bermata belok itu mengatakan kalau Gista selama ini egois. Merasa menjadi orang yang paling tersakiti dan menderita di dunia ini.
Padahal, ada Wira yang hidupnya dipenuhi rasa bersalah dan tidak pernah merasa tenang. Wira bukan hanya menderita dan sakit ia juga tidak bisa merasakan ketenangan dalma hidup. Selalu dihantui perasaan bersalah. Terlebih melihat Gista yang seperti ini.
"Gue tahu lo lagi sedih. Lo kehilangan. Lo sakit dan terpuruk. Tapi, apa lo nggak kasihan sama Bang Wira, Gis? Dia di sana berjuang melawan penyakitnya sendirian karena orangtuanya sibuk ngurusin lo yang egois dan nggak mau peduli sama sekitar lo. Lo mikir cuman lo yang menderita. Cuman lo yang tersakiti. Lo mikir kalo hidup lo udah nggak ada artinya lagi," ucap Anara panjang lebar pada Gista pagi tadi.
"Tapi, apa lo mikir gimana Bang Wira di sana? Dia bakalan lebih ngerasa hidupnya nggak ada artinya lagi kalo lo terus-terusan kayak gini, Gis. Gue tahu menerima takdir itu sulit. Tapi, lo bisa ngusahain pelan-pelan."
KAMU SEDANG MEMBACA
GISTARA (END)
Teen FictionKejadian yang menimpa kakaknya membuat Gistara Arabhita membenci cowok. Dia menganggap semua cowok itu sama, yakni tiga B yang berarti belang, bejat, dan berbahaya. Akan tetapi, Gista yang membenci cowok terpaksa harus terus berurusan dengan Mangga...